Salah satu penyakit yang bisa dihindari melalui imunisasi adalah pertusis atau batuk rejan. Batuk ini biasanya menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh mereka masih jauh lebih rendah dibandingkan
Salah satu penyakit yang bisa dihindari melalui imunisasi adalah pertusis atau batuk rejan. Batuk ini biasanya menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh mereka masih jauh lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Kalau batuk rejan, batuknya nonstop. Batuknya sampai ada tarikan napas di akhirnya. Bibirnya biru, sampai kayak tercekik,” kata dokter spesialis anak konsultan infeksi, Mulya Rahma Karyanti seperti dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (25/4/2015).
Gejala lainnya yang mengiringi batuk rejan adalah hidung berair, bersin dan demam. Ada pula yang sampai diikuti muntah.
Batuk rejan ini biasanya disebabkan oleh bakteri Bordetella. Bakteri ini tersebar melalui udara dan dapat dengan mudah tertular dari percikan ludah.
Pada orang dewasa bakteri ini tidak mudah menginfeksi. Tapi pada anak di bawah 10 tahun bakteri ini sanggup menginfeksi.
Perbedaan batuk rejan dengan batuk biasa, menurut dokter Mulya, biasanya batuk biasa anak-anak masih bisa bermain dan bercanda. Tapi kalau batuk rejan, itu sudah tak mungkin lagi terjadi.
Infeksi batuk rejan ini bisa dihindari dengan melakukan imunisasi DPT, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. “Kalau tidak imunisasi itu berisiko,” ujar dokter Mulya. (***/)