Cegah Radikalisme, Kementerian Kominfo dan Pemprov Sultra Helat Diskusi Publik

Cegah Radikalisme, Kementerian Kominfo dan Pemprov Sultra Helat Diskusi Publik
DISKUSI PUBLIK - Direktur Pengolahan dan Penyedia Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo Siti Meiningsih membawakan sambutan diskusi publik di Hotel Grand Clarion, Kamis (13/10/2016). Diskusi ini merupakam upaya pencegahan radikalisasi terhadap ideologi Pancasila. (IRSAN RANO/ZONASULTRA.COM)
Cegah Radikalisme, Kementerian Kominfo dan Pemprov Sultra Helat Diskusi Publik
DISKUSI PUBLIK – Direktur Pengolahan dan Penyedia Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo Siti Meiningsih membawakan sambutan diskusi publik di Hotel Grand Clarion, Kamis (13/10/2016).
Diskusi ini merupakam upaya pencegahan radikalisasi terhadap ideologi Pancasila. (IRSAN RANO/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Biro Humas dan Pengolahan Data Elektronik (PDE) Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar diskusi publik dengan tema  “Pencegahan Radikalisasi Terhadap Ideologi Pancasila” di Hotel Grand Clarion Kendari, Kamis (13/10/2016).

Direktur Pengolahan dan Penyedia Informasi  dan Komunikasi Publik Kominfo Siti Meiningsih mengatakan, radikalisme dan terorisme merupakan ancaman nyata terhadap kehidupan global. Dampaknya mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang tak berdosa.

“Pengaruh global menyebabkan batas-batas antar negara dan berbagai informasi dan data seperti banjir besar yang mengalir, tentunya hal ini membutuhkan penanganan khusus agar informasi atau konten yang diterima tidak menimbulkan dampak negatif,” kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sultra Hado Hasina, yang menyampaikan sambutan Gubernur Sultra mengatakan, kekerasan dan radikalisme oleh kelompok teroris sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus melakukan upaya pencegahan radikalisme.

“Khusus kepada orang tua, agar pembekalan dan pendidikan sejak usia dini dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan agama kepada generasi muda penerus bangsa. Paham radikalisme seperti ISIS merupakan ancaman besar khususnya bagi anak-anak muda bangsa, juga merupakan musuh agama dan kemanusiaan, dan merusak tatanan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, generasi muda Indonesia khususnya di Sultra, hendaknya mengkaji sekaligus mencegah segala kemungkinan radikalisme yang terjadi di kalangan generasi muda. Sebab, paham radikalisme akan merusak mental generasi bangsa, dan kehilangan masa depan karena energi radikal terpusat pada kekerasan, penganiayaan, peperangan, pemboman, yang akhirnya membuat tidak berdaya dan menjadi generasi lemah.

“Oleh karena itu jihad yang harus dilakukan bukan dengan teror dan kekerasan, tetapi generasi muda belajar semaksimal mungkin untuk menggapai cita-cita setinggi-tingginya hingga mencapai predikat terbaik  di bidang akademis dan dapat mengaplikasikan ilmunya dalam berpartisipasi membangun bangsa menuju bangsa yang lebih baik,” ungkapnya.

Diskusi ini dihadiri kurang lebih 200 peserta, terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, Pramuka, LSM, organisasi masyarakat, pemuda gereja, KNPI dan sejumlah SKPD. (CW2/B)

 

Editor: Jumriati