ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Walikota Yeongwol Korea Selatan (Korsel) Mr Park Sun Kyu menyatakan, pertanian di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), bisa maju pesat seperti negaranya. Bahkan dia yakin nantinya pertanian di daerah pecahan kabupaten Kolaka itu akan lebih maju dari daerah lain.
Hal terebut diungkapkan Park Sun Kyu saat berkunjung di Kecamatan Ladongi, Jumat (21/10/2016). Dikatakannya, dengan luas lahan yang maksimal, ditambah dengan pemimpin yang peduli akan pertanian, maka Koltim bisa mewujudkan kemajuan itu semua.
“Koltim ini bisa maju seperti pertanian negara kami, karena didukung dengan berbagai keuntungan dan fasilitas,” ujarnya dalam bahasa Korsel yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh seorang penerjemah asal negerinya.
Walikota Yeongwol mengatakan, tujuan kedatangannya di Koltim adalah untuk menyalin kerja sama dibidang pertanian, holtikultura, dan pendidikan. Dari ketiga bidang kerjasama tersebut akan menghasilkan Output yang sangat luar biasa khusunya untuk masyarakat petani.
Olehnya itu, dengan kerja sama tersebut, masyarakat diharapkan mampu bertani dengan menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Karena dengan kecangihan teknologi saat ini, masyarakat petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibanding tanpa menggunakan teknologi.
“Di Korea, para petani hanya memiliki lahan yang sempit, tetapi karena petani disana menggunakan cara teknologi, mereka mampu menghasilkan hasil yang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Dirinya berjanji bakal membantu daerah Koltim di dalam hubungan kerja sama yang berkelanjutan itu. Mulai dari mendatangkan alat teknologi canggih, ahli pertanian, bahkan menyekolahkan putra putri Koltim di Korea.
“Dengan adanya hubungan kerja sama yang baik ini, maka saya berjanji akan membantu pemerintah Koltim, utamanya masyarakat petani, agar mampu menjadi petani modern. Jika kalian bisa, semuanya bisa, maka saya bisa,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Koltim Tony Herbiansyah mengaku, tehnik dan hasil pertanian masih jauh dari yang dilihatnya di Yeongwol. Untuk itu, ia berharap ilmu dan tehnologi pertanian yang baik dari Yeongwol bisa ditransfer ke Koltim.
Sebagai gambaran, kata Tony, betapa pentingnya ilmu pertanian Kosel, petani di negeri ginseng ini mampu menghasilkan uang produksi miliaran hanya dengan lahan satu hektare. Sementara di Koltim, dengan lahan yang sangat luas, namun produksi yang dihasilkan jauh dari kata miliaran.
“Terus terang saja pertanian dan perkebunan mereka sangat maju. Sebagai contoh persawahan. Tadi Walikota Yeongwol memberi petunjuk jika kita bertani menggunakan tenaga kerja 100 orang sistem manual, maka proses pengerjaannya pun juga akan lama dan membutuhkan banyak biaya (pemborosan). Tetapi kalau kita memakai mesin teknologi maka kita hanya butuhkan tenaga kerja satu orang saja, sehingga kita ada penghematan 99 orang tenaga kerja yang bisa dibiayai,” ujarnya.
Begitu pula dengan hasil produksi. Menurut Tony, di Koltim rata-rata hasil panen padi hanya 6,7 per ton dalam setiap panennya. Tetapi kalau di Korsel itu mereka mencapai diatas 10 hingga 12 ton per setiap panen. Sehingga jika dibandingkan kesuburan tanah antara Korea dan Koltim, itu sangat jauh berbeda.
“Kita khususnya di Sultra dikenal dengan kesuburan tanahnya, tetapi kenapa kita tidak bisa seperti mereka,” ucapnya.
Untuk diketahui, kunjungan Walikota Yeongwol ini merupakan kunjungan balasan setelah Bupati Koltim melakukan berkunjung ke Yeongwol beberapa bulan lalu. Dalam kunjungannya ini, Walikota Yeongwol bersama sejumlah rombongannya.
Ia disambut dengan tarian mondotambe dan mombesara atau penyambutan secara adat tolaki, bertempat di Aula Kantor DPRD Koltim.
Dalam penyambutan ini, bupati didampingi Ketua Tim Pengerak PKK Surya Hutapea, Wakil Bupati Andi Merya Nur, Sekertaris Daerah (Sekda) Samsul Bahri Majid dan seluruh Kepala SKPD lingkup Koltim, para camat, serta kepala desa.
Bangun Green House
Sebagai wujud dari kerjasama kedua belah pihak, pada tahun 2017 mendatang, Bupati akan membangun 10 green house yang bertujuan sebagai tempat belajar para petani. Green hose ini juga berfungsi mengendalikan suhu, hama dan lain sebagainya. Untuk program ini, Pemda setempat akan menganggarkannya melalui APBD.
Dengan adanya green house ini, Bupati Koltim berharap pertanian dapat dikelola secara modern sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani.
“Olehnya itu kita juga harus bisa alih teknologi (Henolis) melalui kerja sama tersebut. Sehingga kita juga mampu mengelola sumber daya alam kita seperti di Negara Korsel,” kata Tony yang juga ketua DPW Partai Nasdem Sultra ini.
Mantan Wakil Bupati Konawe ini yakin dengan adanya kerjasama dengan Korsel-Koltim, dengan pemanfaatan teknologi, maka hasil pertanian di daerah itu akan sama hasilnya.
“Saya sangat menginginkan petani kita di Koltim pendapatanya bisa seperti orang Korsel juga,” ujarnya.
Tingkatkan SDM
Pemda Koltim melalui kerja sama Memorandum Of Anderstending (MoU) bakal menyekolahkan putra putri lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ke Universitas Lakidende (Unilaki), dan Korea Selatan.
Bupati Koltim mengatakan, ada 20 putra putri lulusan SMA dan SMK yang bakal disekolahkan di Unilaki dan di Korsel.
“Dari 20 ini akan diseleksi lagi oleh pihak universitas menjadi 10 orang. 10 orang itulah yang akan diutus ke Korsel untuk lanjut sekolah,” kata Tony.
Tony menjelaskan, kerjasama dibidang pendidikan bertujuan untuk memberikan sumber daya manusia (SDM) kepada putra putri di daerah itu. Sehingga nantinya menjadi anak didik yang berkualitas untuk daerahnya sendiri.
Adapun biaya anak didik ini selama menjalankan sekolahnya, akan ditanggung oleh pemerintah. Didalam MoU kerja sama antara pihak Universitas Lakidende dan pemerintah Korsel sudah tercantum di dalamnya.
“Tahun ini kami sudah membahas untuk anggaran di 2017 mendatang. Jadi biaya kuliah anak didik kita pemerintah Koltim yang tanggung, tetapi biaya pemondokan siswa mereka yang menanggungnya,” ujarnya.
Ia berharap putra-putri Koltim yang sekolah di Korsel setelah selesai, mereka akan kembali ke kampung halamanya untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan pengalamanya itu.
Adapun timbal balik dari kerjasama antara pemkab Koltim dan Korsel itu tidak ada. Justru pemda setempat diuntungkan. Korsel hanya membantu memberikan iptek dalam beberapa hal secara cuma-cuma.
Sementara itu, Rektor Universitas Lakidende (Unilaki) Laode Kamaluddin menyatakan sangat mengapresiasi Walikota Yeongwol yang bersedia bekerjasama dengan Pemkab Koltim dan univeritas yang dipimpinnya.
“Dengan adanya kerjasama antara pihak pemerintah Yeongwol, Pemerintah Koltim, dan Universitas Lakidende, akan melahirkan anak-anak bangsa yang berkualitas setelah melanjutkan sekolahnya di Universitas di Korsel,” ujarnya. (B)
Reporter : Jaspin
Editor : Rustam