ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mayoritas gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra) itu disebabkan oleh adanya aktivitas dari beberapa garis-garis patahan yang masih aktif dan tersebar di Sultra. Menurut data yang dihimpun dari BMKG, di Sultra sendiri masih ada lima garis patahan yang masih aktif dan berpotensi menimbulkan gempa bumi.
“Kelima jenis sesar atau patahan yang aktif tersebut antara lain sesar Tolo, sesar Buton, sesar Lainea, sesar Buton, sesar Kolaka, dan juga sesar yang baru saja menunjukan aktivitasnya yakni sesar Lawanopo,” kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Waode Sitti Mudhalifana, saat ditemui di kantor BMKG, Rabu (9/11/2016).
Mudhalifana menjelaskan, letak-letak patahan tersebut yakni untuk sesar Tolo berada pada laut sebelah timur Sultra, yang juga merupakan tempat berlangsungnya subduksi antara lengan tenggara Pulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda.
Untuk sesar Lainea, Mudhalifana melanjutkan garis patahannya terletak pada bagian Lainea, Konawe Selatan (Konsel), sesar Buton terletak di pulau Buton. Sedang untuk Sesar Kolaka dan Lawanopo memiliki arah yang sama, yaitu arah barat laut ke tenggara.
“Yang membedakan itu pada jalur lintasannya, yaitu Sesar Kolaka melintasi Kolaka dan Kolaka Timur, sedang sesar Lawanopo melewati Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Utara,” kata dia
Di iantara kelima jenis garis patahan tersebut, lanjut Mudhalifana, satu jenis garis patahan yang dapat berpotensi menimbulkan Tsunami rendah, karena garis patahannya yang berada di laut, yakni Sesar Tolo.
“Untuk sesar Tolo, potensi Tsunami ada tapi perlu digarisbawahi bahwa itu sangat rendah, sebab dalam sejarahnya itu tsunami yang sampai ke Sultra itu penyebabnya jauh dari sini, seperti laut banda dan Flores. Jadi patahannya bukan di Sultra sendiri,” kata dia.
Seperti diketahui, pada 30 Oktober lalu, warga Sultra sempat dibuat panik dengan gempa bumi berkekuatan 4,3 Skala Richter dengan epicenter pada koordinat 3.86 LS-122.34 BT sekitar 19,6 kilometer Barat Laut Kendari atau 32 kilometer arah Timur Laut Unaaha, pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan data yang dihimpun dari BMKG pada saat gempa terjadi 30 Oktober lalu, ditinjau dari kedalamannya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Lawanopo yang berada di atas Kota Kendari. (A)
Reporter : Sri Rahayu
Editor : Kiki