Gempita KTI Siap Garap Lahan Tidur Untuk Kedaulatan Pangan

Kementerian Pertanian RI
Kementerian Pertanian RI

ZONASULTRA.COM– Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah meminta keterlibatan aktif para pemuda untuk turun ke sektor pertanian khususnya untuk menggarap lahan tidur atau tidak produktif.

“Petani merupakan salah satu profesi yang menjanjikan bagi pemuda untuk mendapatkan ekonomi yang mapan,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam silaturahmi dengan perwakilan pemuda, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan di Makassar pekan lalu.

Kementerian Pertanian RI
Kementerian Pertanian RI

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Pemuda Tani Indonesia Kawasan Indonesia Timur (Gempita KTI), Razikin Juraid mengatakan kesiapannya untuk mengerahkan pemuda dari berbagai elemen organisasi. Menurutnya, di era saat ini pemuda harus menggeluti sektor pertanian daripada hanya membuang-buang waktu untuk terus mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.

“Budaya tersebut yang menjadikan banyak pemuda menjadi tidak produktif dan banyak menganggur. Tapi kalau pemuda itu aktif bertani, bukan hal tidak mungkin akan cepat kaya apalagi sudah ada dukungan atau bantuan dari pemerintah,” katanya di Makassar, Minggu (27/11).

Ia mencontohkan bahwa di luar negeri seperti Korea dan Jepang banyak pemuda yang kaya karena memilih menjadi petani dibanding menjadi karyawan dan berorganisasi. Kondisi tersebut menyebabkan pemuda di luar negeri sedikit sekali yang menjadi penggangguran.

“Sebaliknya di Indonesia, sangat banyak pemuda yang mengganggur karena gengsi tidak mau turun ke sawah, tapi mending menjadi aktivis karena merasa dapat memberikan ide padahal itu tidak menghasilkan apa-apa,” tambahnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka pengangguran terbuka pada Februari 2015 mencapai 5,8 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,7 persen.

Penggangguran termuka lanjut Razikin slaah satunya dapat terurai, dengan dibentuknya gerakan pemuda tani yang berawal di kawasan Timur Indonesia dapat diarahkan untuk memanfaatkan lahan-lahan pertanian tidak produksif (tidur) yang belum terjangkau oleh pemerintah maupun organisasi tani .

Lahan terlantar memiliki potensi yang tinggi untuk melatih pemuda agar menjadi petani yang tangguh dan inovatif.

“Jadi kalau disuruh kelola lahan yang sudah produktif, tidak ada tantangan untuk mau bekerja dan berpikir keras agar hasil yang ditanam menguntungkan,” ujarnya.

Untuk mendukung keterlibatan pemuda di sektor pertanian, Razikin menyampaikan berkomitmen untuk memberikan bantuan yang diperlukan dari hulu ke hilir. Misalnya benih, pupuk, alat mesin pertanian, mesin pembuatan pupuk organik dan bahkan jaminan harga. *

 

Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini