Diduga Kesulitan Ekonomi, Seorang Warga Konut Gantung Diri di Jembatan Mowundo

Diduga Kesulitan Ekonomi, Seorang Warga Konut Gantung Diri di Jembatan Mowundo
GANTUNG DIRI-Terlihat seorang laki-laki paruh baya gantung diri di atas jembantan Desa Mowundo Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara dengan seutas tali yang melilit dilehernya yang diduga akibat kesulitan ekonomi. (Jefri/ZONASULTRA.COM)
Diduga Kesulitan Ekonomi, Seorang Warga Konut Gantung Diri di Jembatan Mowundo
GANTUNG DIRI-Terlihat seorang laki-laki paruh baya gantung diri di atas jembantan Desa Mowundo Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara dengan seutas tali yang melilit dilehernya yang diduga akibat kesulitan ekonomi. (Foto Istimewa)

 

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Sa’ad (70), warga Dusun ll Desa Mowundo, Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan tewas dengan seutas tali melilit lehernya di bawah Jembatan Mowundo, Kecamatan Molawe, Rabu (1/2/2017).

Sahir, warga desa setempat yang pertama kali melihat kejadian tersebut mengungkapkan, saat melintasi Jembatan Mowundo dirinya dikagetkan dengan sesosok orang yang sedang tergantung di bawah jembatan. Awalnya ia menyangka orang tersebut sedang memperbaiki sesuatu, namun saat melihat lebih dekat lagi ternyata korban sudah tewas dalam keadaan tergantung.

“Sekitar pukul 06.00 pagi tadi saya lihat, saya langsung panggilmi juga cepat warga yang lain, terus kami laporkan ke kepolisian bahwa ada orang mati tergantung di jembatan,” kata Sahir di lokasi kejadian.

Kepala Desa Mowundo Adam Adhad mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga setempat dirinya langsung menuju tempat kejadian. Dia pun mengenali korban adalah warga desanya.

“Saya kaget juga pas pertama lihat korban mati tergantung, korban ini bekerja sebagai nelayan. Dia sering mengeluh tentang kondisi ekonominya dan juga katanya banyak utang,” kata Adam.

Sementara itu, Sahia (40) istri korban mengaku kaget setelah dirinya mendapat laporan bahwa suaminya meninggal tergantung di jembatan Mowundo.

“Saya kerja di perusaahaan tambang sebagai tukang masak setiap subuh itu saya keluar rumah pergi kerja. Tadi pas saya mau keluar kerja saya sampaikan suamiku jangan dulu keluar ambil pukat nanti pagi. Dia bilang suamiku iya. Saya kaget tadi sekitar jam 6 pagi saya disampaikan bahwa suamiku meninggal,” cerita Sahia tentang perbincangan terakhirnya dengan korban.

Kapolsek Lasolo Inspektur Dua (Ipda) Hermanto saat dikonfirmasi di lokasi kejadian menerangkan saat mendapat laporan tersebut pihaknya langsung turun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pemeriksaan beberapa orang saksi mata yang melihat kejadian tersebut termasuk istri korban. Dari hasil olah TKP kata dia, diduga kuat korban murni tewas akibat mengantung dirinya sendiri.

“Salah satu faktor korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena kesulitan ekonomi juga frustasi karena informasinya korban ini banyak utang. Di tubuh korban juga tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Ipda Hermanto.

Mantan Kanit Intel Polsek Asera ini melanjutkan, setelah melakukan konfirmasi pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi karena diyakini korban murni tewas bunuh diri.

“Kita sudah evakuasi korban, kita bawa ke rumah duka dan juga kita buat surat penolakan untuk melakukan otopsi sesuai permintaan keluarga korban. Ini istri kedua, kami juga masih menunggu keluarga korban dari istri pertama yang berada di Kendari, nanti kita lihat apakah keluarga korban ini dari istri pertama mau kalau kita otopsi atau tidak. Yang jelas pemerikasaan kami di TKP korban murni tewas gantung diri,” tutupnya. (A)

 

Reporter: Jefri Ipnu
Editor: Jumriati