Menahan Sakit, Intan Sukses Menjadi Anggota Paskibraka Konsel

Menahan Sakit, Intan Sukses Menjadi Anggota Paskibraka Konsel
PASKIBRAKA - Intan Triyanti saat berpose bersama bapak dan ibunya usai serta saudaranya usai melaksanakan tugas sebagai anggota paskibraka pada perayaan HUT RI yang ke 72 di kabupaten konawe selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra). (Erik Ari Prabowo/ZONASULTRA.COM)

Menahan Sakit, Intan Sukses Menjadi Anggota Paskibraka Konsel PASKIBRAKA – Intan Triyanti saat berpose bersama bapak dan ibunya usai serta saudaranya usai melaksanakan tugas sebagai anggota paskibraka pada perayaan HUT RI yang ke 72 di kabupaten konawe selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra). (Erik Ari Prabowo/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA COM, ANDOOLO – Intan Triyanti, siswi asal SMKN 2 Konawe Selatan (Konsel) tak sanggup membendung air matanya saat peluk erat penuh kasih sayang kedua orangtuanya di tengah terik matahari usai melaksanakan tugas sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Konsel Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (17/8/2017).

Ia merasa takjub dengan kesuksesan timnya mengibarkan bendera merah putih pada gelaran upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di hadapan para pimpinan daerah kabupaten Konsel. Intan mengungkapkan sangat bangga dapat mengambil bagian dalam tugas negara yang dilaksanakan setiap tahunya itu.

Pada awak zonasultra.id Intan mengaku, hampir kurang lebih sebulan menjalani pendidikan dan pelatihan Paskibraka. Remaja yang hobi bermain Volly Ini harus berjuang melawan sakit akibat cedera engkel yang menimpanya saat mengikuti latihan di Balai Latihan Kerja (BLK) di kecamatan Lainea, kabupaten Konsel.

“Awal kejadianya kami sedang olahraga sore, saat sedang joging,
kaki saya terkilir salah berinjak lalu bagian engkel kaki saya terlipat disitu saya langsung jatuh,” cerita Intan saat ditemui usai melaksanakan tugas.

Akibat cidera itu, intan terpaksa istirahat karena harus mendapatkan perawatan medis setelah persendian di kakinya mengalami pembengkakan cukup parah pada persendianya.

“Waktu itu saya sedih sekali karena harus berdiam diri dalam kamar sendirian sementara diluar sana yang lain latihan dengan giat,” ungkapnya.

Puncak kesedihan yang dirasakan anak ke tiga dari empat bersaudara ini, saat dirinya mengetahui pihak panitia dan pelatih telah melakukan perundingan untuk memulangkan Intan dari pemusatan latihan karena dianggap mengalami cedera serius dan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan.

“Waktu disarankan pulang sama kakak panitia, saya lansung menangis bertahan tidak mau pulang,” ucapnya.

Mengetahui akan diistirahatkan dari pemusatan latihan, putri dari pasangan bapak Mbatono Suganda dan ibunya yang bernama Indriati Toondu terpaksa harus menahan sakit mengikuti latihan untuk menunjukan pada pelatih serta panitia bahwa dirinya sanggup untuk menjalankan tugasnya sebagai Calon Paskibraka walaupun tidak bisa ia lakukan dengan maksimal, karena harus melakukan gerakan fisik Peraturan Baris Berbaris (PBB) secara tegak sambil menahan rasa sakit.

“Semangat serta tekad kuat dalam hati saya yang buat saya bertahan, alhamdulillah berkat doa serta dukungan orang tua juga saya bisa sampai sejauh ini,” jawab Intan.

Ketua Panitia Paskibraka Kabupaten Konsel tahun 2017, Muhamad Fajar Sidik mengatakan, saat itu Intan mengalami cedera pada hari kelima latihan, setelah beristirahat selama dua hari tim medis merekomendasikan agar intan dipulangkan.

“Untuk memulihkan kakinya itu kami sampai harus mendatangkan tukang urut untuk mempercepat kesembuhanya,” kata Fajar

Ia mengatakan, waktu istirahat yang diberikan kepada intan hanya dua hari karena waktu pelaksanaan upacara semakin dekat dan harus segera menjalani penyesuaian lapangan tempat pelaksanaan upacara perayaan HUT RI di lapangan mini sepak bola Andoolo depan kantor bupati Konsel.

“Usai kita lakukan perundingan kita lihat kemauanya kuat, mentalnya bagus dibanding dua orang pria yang mengundurkan diri untuk pulang karena tidak sanggup mengikuti pendidikan. Kita langsung beri dia kesempatan, meskipun di lapangan intan sambil latihan juga sambil diurut” pungkasnya.

Fajar sangat berharap semangat yang dimiliki intan dapat menjadi motivasi putra-putri yang lain kedepanya.

Di mata keluarganya siswi kelahiran desa Lalonggasu, kecamatan Tinaggea 17 tahun lalu ini memilki karakter tersendiri dalam mengisi keseharianya di rumah, kegiatan organisasi intra sekolah hingga di desanya sering dilakoninya.

Ade Sukma Saputra, kakak pertama Intan mengatakan, adiknya itu memang memiliki karakter yang keras dan berani namun cukup disiplin. Dari tiga saudara, intan juga memang memilki postur tubuh yang cukup tinggi dibanding pertumbuhan kakaknya.

“Adik saya memang sudah lama ingin menjadi anggota Paskibraka
bahkan dia juga bercita-cita ingin menjadi polwan katanya,” tutur Ade.

Anggota Paskibraka ini merupakan putra-putri terbaik Konawe Selatan yang terpilih dari hasil seleksi ketat di setiap sekolah SMA se-Kabupaten di wilayah itu. (B)

 

Reporter : Erik Ari Prabowo
Editor : Kiki