Komunikasi Karya Sains ke Publik Butuh Peran Jurnalis

Komunikasi Karya Sains ke Publik Butuh Peran Jurnalis
JURNALISME SAINS - Acara “Science Jurnalism Workshop” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sabtu (19/8/2017) yang digelar oleh AJI Indonesia bekerja sama dengan British Council, Newton Fund, dan ITS Surabaya. (Istimewa).

Komunikasi Karya Sains ke Publik Butuh Peran Jurnalis JURNALISME SAINS – Acara “Science Jurnalism Workshop” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sabtu (19/8/2017) yang digelar oleh AJI Indonesia bekerja sama dengan British Council, Newton Fund, dan ITS Surabaya. (Istimewa).

 

ZONASULTRA.COM, SURABAYA – Hasil-hasil penelitian ilmuwan di Indonesia terkait sains membutuhkan peran jurnalis sehingga dapat bermanfaat dan diketahui publik. Hal itu penting di tengah berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan berbasis penelitian.

Ketua Bidang Pendidikan AJI Indonesia Abdul Manan mengatakan, masalahnya saat ini adalah isu tentang sains kurang mendapat tempat di media massa. Sangat sedikit media massa yang membuat tulisan tentang sains.

“Apakah karya saintis (ilmuwan) dalam bidang sains yang sedikit atau banyak tapi tidak pernah dipublikasikan. Kemungkinan lainnya wartawan tahu (banyak karya sains) tapi tidak tahu cara menuliskannya,” ujar Manan dalam acara “Science Jurnalism Workshop” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (19/8/2017).

Tantangan lainnya dalam pemberitaan tentang sains adalah sainstis dan jurnalis seperti berada di dunia yang berbeda. Tuntutan profesi jurnalis adalah membuat sesuatu yang rumit jadi indah, sementara karya sains yang rumit tidak semua dapat dijelaskan dengan mudah.

Oleh karena itulah, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerja sama dengan British Council, Newton Fund, dan ITS Surabaya menggelar workshop tersebut. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam meliput isu-isu tentang sains.

Total 20 jurnalis dari Sabang sampai Merauke menjadi peserta berdasarkan seleksi yang dilakukan oleh AJI Indonesia. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 19-20 Agustus 2017. Jurnalis dari Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni Wa Ode Yeni Wahdaniyah dari media Kepton Pos dan Muhamad Taslim Dalma dari media Zonasultra.Com.

Business Development Manager British Council Muhaimin mengatakan, salah satu kriteria saintis yang sukses adalah bisa mengkomunikasikan hasil penelitiannya ke publik. Penemuan sains tidak selesai hanya dengan penelitian di laboratorium tapi itu harus dikomunikasikan, salah satunya melalui berita yang ditulis jurnalis.

“Banyak kegiatan yang dilakukan saintis yang luar biasa dan ada dampaknya. Kalau disampaikan ke publik yang lebih luas dampaknya akan lebih baik lagi,” ujar Muhaimin. (B)

 

Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati