Jadi Narasumber, Rektor USN Dampingi Menristek Dikti Deklarasi Lawan Radikalisme bersama 330 Pimpinan PTS Lainnya

Jadi Narasumber, Rektor USN Dampingi Menristek Dikti Deklarasi Lawan Radikalisme bersama 330 Pimpinan PTS Lainnya
DEKLARASI - Acara konferensi pers bersama 330 pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Kopertis Wilayah III DKI Jakarta tentang deklarasi melawan radikalisme di Indonesia. Deklarasi itu dilakukan di Auditorium Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2017). (Foto Istimewa)
Jadi Narasumber, Rektor USN Dampingi Menristek Dikti Deklarasi Lawan Radikalisme bersama 330 Pimpinan PTS Lainnya
DEKLARASI – Acara konferensi pers bersama 330 pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Kopertis Wilayah III DKI Jakarta tentang deklarasi melawan radikalisme di Indonesia. Deklarasi itu dilakukan di Auditorium Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2017). (Foto Istimewa)

 

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Rektor Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka didaulat menjadi narasumber mendampingi Mentri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir dalam konferensi pers mengenai deklarasi pimpinan Perguruan Tinggi melawan paham radikalisme.

Konferensi pers bersama itu dilakukan dengan 330 pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Kopertis Wilayah III DKI Jakarta, di Auditorium Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur.

“Saya sebagai salah satu tim perumus baru saja kami dari perwakilan Steering Commite Nasional meghadiri deklarasi awal untuk PTS se-Jakarta di UKI. Saya bersama Prof. Zainal Abidin mewakili Steering Commite dan perumus. Juga melakukan konferensi pers bersama dalam rangka persiapan deklarasi di Bali yang akan dihadiri Presiden Jokowi dan 4000 ribuan pimpinan perguruan tinggi se Indonesia,” kata Azhari melalui pesan WhatsApp miliknya, Selasa (19/9/2017) malam.

Dalam kesempatan itu, Azhari bersama Menristek Dikti dan Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (PNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius, Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignjo dan Dirjen Pembelajaran Dikti Paristiyanti Nurwardani beserta Ketua Steering Commite yang juga rektor IAIN Palu, Zainal Abidin.

Deklarasi itu merupakan langkah awal yang dilakukan para pemimpin perguruan tinggi di DKI Jakarta yang menyatakan melawan paham radikalisme di Indonesia.

Rektor USN Kolaka Azhari (duduk: kiri) mendampingi Menristek Dikti Mohammad Nasir dalam acara konferensi pers bersama 330 pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Kopertis Wilayah III DKI Jakarta tentang deklarasi melawan radikalisme di Indonesia. Deklarasi itu dilakukan di Auditorium Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2017).

 

Kemudian akan dilanjutkan pada deklarasi yang akan dihadiri oleh presiden RI, Joko Widodo bersama 4000an pimpinan perguruan tinggi se Indonesia pada tanggal 25 hingga 26 November nanti di Nusa Dua, Bali.

Pada deklarasi yang akan berlasung di Bali itu, Azhari kembali ditunjuk untuk memimpin komisi rencana dan tindak lanjut kegiatan pasca deklarasi.

“Jumlah komisi ada tiga, dua lainnya komisi rekomendasi dan pleno akhir. Saya ditunjuk memimpin komisi rencana dan tindak lanjut kegiatan pasca deklarasi,” katanya.

Dia menerangkan, hingga hari ini, sudah ada 2.700 pemimpin perguruan tinggi telah menyatakan kesediaannya untuk mengikuti deklarasi melawan radiklisme yang akan digelar di Bali itu.

Informasi yang berkembang, presiden Joko Widodo bahkan telah mengkonfirmasi untuk hadir dalam agenda nasional itu. Selain itu, Mentri Agama, Kapolri beserta anggota unit kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudi Latif dan Syafii Maarif.

Dalam konferensi pers bersama itu, Azhari menghimbau semua pimpinan perguruan tinggi se Indonesia dan khususnya di Sultra agar dapat menghadiri sesuai undangan panitia, sesuai dengan penegasan Menristek Dikti dan Mentri Agama RI.

Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah III, Illah Sailah mengatakan, Perguruan Tinggi dituntut menjadi garda terdepan dalam pengembangan sumberdaya manusia.

Di era yang sangat terbuka saat ini dan disertai kemajuan teknologi informasi-komunikasi, Sailah mengatakan, perkembangan arus informasi akan sangat pesat mengalir.

Oleh sebab itu, ia berpesan agar kabar baik tentang arus informasi dapat dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi dengan sebaik-baiknya untuk mempercepat pembelajaran dan meningkatkan mutu Pendidikan.

“Perlu diwaspadai juga oleh pimpinan Perguruan Tinggi bahwa sangat dimungkinkan adanya pemanfaatan negatif teknologi informasi dan komunikasi sebagai media untuk menggalang kesepakatan dan gerakan yang anti Pancasila, anti NKRI, dan anti keberagaman,” katanya di lokasi deklarasi itu.

Senada dengannya, Menristekdikti Muhammad Nasir mengatakan, perubahan teknologi yang begitu pesat harus diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia dalam menerima informasi. Ia pun juga meminta agar nilai-nilai Pancasila diterapkan di setiap kampus untuk mencegah perpecahan.

“Apapun kampusnya, apapun universitasnya, tetap satu adalah untuk Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, sebanyak 79 rektor universitas yang tersebar di 12 provinsi berkumpul di Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali pada Kamis (27/7/2017) lalu. Mereka menggelar focus group discussion (FGD) membahas cara mengantisipasi fenomena radikalisme dan terorisme.

Dalam FGD itu, sebanyak 79 rektor dari 79 Perguruan Tinggi tersebut sepakat menjadi Steering Comittee dan Pengundang untuk mendeklarasikan pertemuan rektor seluruh Indonesia yang akan dilaksanakan pada bulan Semptember ini, di Bali. (*)

 

Penulis: Abdul Saban