ZONASULTRA.COM, MAKASSAR– Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menjadi kiblat perguruan tinggi swasta di luar Pulau Jawa. Mengelola 10 program studi magister (S2) dan tiga program studi doktoral (S3. Berdasarkan rekafitulasi mahasiswa S2 dan S3 periode II Tahun 2015, total mahasiswa sebanyak 3.262 orang, 360 orang diantaranya program S3. Alumni doktor Ilmu Manajemen sebanyak 133 orang, dan doktor Ilmu Hukum sebanyak 95 orang. Total alumni S3 mencapai 228 orang.
Demikian ditegaskan Direktur PPs-UMI Makassar, Prof Dr H. Basri Modding,SE., M.Si, didampingi Asdir II, Dr.H.Muchtar Lamo, SE, M.Si ditemui di ruang kerjanya awal Pebruari 2016.
Dijelaskan, ada sepuluh prodi magister dibina yakni; ilmu manajemen, hukum, pengkajian Islam, akuntansi, ilmu ekonomi, manajemen pesisir dan teknik kelautan, teknik kimia, agroeteknologi, teknik sipil dan kesehatan. Sementara tiga program studi S3, yakni, ilmu manajemen sekaligus terbanyak mahasiswanya 186 orang, ilmu hukum sebanyak 147 orang dan manajemen pendidikan Islam paling sedikit hanya 27 orang dan belum memiliki alumni, tegas doktor ekonomi PPs Universitas Padjajaran Bandung ini.
Saat ini ada sebanyak 16 orang dosen bergelar profesor yang mengajar di program pascasarjana ilmu manajemen. “Barangkali UMI yang terbesar guru besarnya untuk ilmu manajemen di luar Pulau Jawa dan mungkin mengalahkan juga Unhas saat ini,”tandas pria kelahiran Kambang, Jeneponto 18 Agustus 1963.
Strategi ditempuh agar tetap bertahan sebagai kampus ternama di KTI, maka pihak pengelolah senantiasa fokus pada pengembangan sumber daya dosen. Kemudian mengikuti keinginan pasar dengan selalu mengupdate kurikulum. Setiap tahun diadakan rekonstruksi kurikulum melalui lokakarya dan semacamnya, tegas mantan Asdir I PPs-UMI Makassar ini.
Semua bagian mulai dari dosen, staf dapat memberikan pelayanan secara maksimal. Tidak boleh ada yang tidak terlayani hanya karena merasa bukan bagiannya. Jika ada mahasiswa membutuhkan pelayanan, semua pegawai atau pun dosen bisa melayaninya.
Tidak ada alasan tidak bisa melayani mahasiswa karena bukan bidangnya. “Semuanya harus bisa melayani, karena prinsipnya semua pegawai adalah menjadi tenaga pemasaran di kampus,” tegas Dosen Tetap Yayasan UMI Makassar ini.
Penerimaan calon mahasiswa dilaksanakan secara ketat. Banyak calon mahasiswa ditolak, karena tidak lulus test potensi akademik dan tes bahasa Inggeris. Calon mahasiswa S2 dan S3 wajib mengikuti test TPA dan Toefl. Hal ini mengantisipasi diberlakukannya Permen Dikti No.44/2015.
Pelaksanaan penerimaan mahasiswa untuk S3 dilaksanakan dua kali setahun sebanyak 4 kelas. Tiap kelas hanya dibatasi 15 orang. Tapi ini tergantung ujian TPA dan Toefl-nya. Sekalipun ditargetkan 15 orang tapi yang lulus TPA an Toefl hanya dibawahnya maka itulah yang diterima.
Dari tiga program doktoral berharap dalam re-akreditasi akan mendapatkan B plus. Khusus program ilmu manajemen satu-satunya terakreditasi B PTS di luar pulau Jawa. Program doktor manajemen pendidikan Islam yang menyelenggarakan baru 5 perguruan tinggi, diantaranya adalah 4 di PTS dan salah satunya adalah UMI dan satu perguruan tinggi negeri di Jakarta, tegasnya.
Meningkatkan akreditasi, dengan memperbanyak riset penelitian, mahasiswa S3 disyaratkan membuat jurnal internasional. “Seorang mahasiswa S3 tidak boleh ikut ujian promosi doktor sebelum membuat jurnal internasional. Aturan ini sudah lama diberlakukan dan ini juga mengantisipasi Permen Dikti No.44/2015, ungkap sarjana ekonomi UMI Makassar ini.
Citizen Rerpoter : Ullah Yahya