Pentingnya Kerja Sama Jurnalis-Ilmuwan Dalam Meningkatkan Mutu Jurnalisme

JURNALISME SAINS - Peserta program mentoring jurnalisme sains bersama Society of Indonesian Science Journalist (SISJ) di ruang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), lantai 17 Perpustakaan Nasional Indonesia, Minggu (18/3/2018). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Society of Indonesian Science Journalist (SISJ) baru saja menyelenggarakan program mentoring (pelatihan) jurnalisme sains dari Juli 2017 hingga Maret 2018. Pelatihan digelar secara online dengan dua kali pertemuan tatap muka yang di awal dan di akhir program.

Sebanyak 13 jurnalis dari berbagai daerah seperti Bengkulu, Kendari, Pontianak, Bogor, Jakarta, dan lainnya berpartisipasi aktif dalam program itu. Pertemuan terakhir pada 17 sampai 18 Maret 2018 di ruang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), lantai 17 Perpustakaan Nasional Indonesia.

Salah satu pendiri SISJ, Dyna Rochmyaningsih mengatakan, program tersebut untuk membuka komunikasi antara wartawan dan ilmuwan di Indonesia. Selama ini ilmuwan biasanya tertutup, khususnya yang ada di daerah. Padahal, jurnalis membutuhkan ilmuwan untuk menghasilkan sebuah karya jurnalisme yang bermutu.

Lanjutnya, jurnalis pada masa kini diharapkan tidak hanya sekedar menyampaikan sebuah informasi, namun harus dapat menempatkan ilmu dalam sebuah cerita atau berita. Hal seperti itulah yang dimaksud dalam jurnalisme sains.

“SISJ merekrut wartawan-wartawan yang ada di daerah-daerah luar pulau Jawa dalam program mentoring ini karena kita menginginkan sebaran komunitas sains yang baik di Indonesia,” ujar Dyna yang juga Jurnalis Freelance Majalah Sains Internasional “Nature”.

Para Mantee (peserta pelatihan) belum bisa mencapai target yang direncanakan SISJ selama proses mentoring. Namun demikian kata Dyna, sudah ada hubungan baik yang terjalin antara wartawan dan ilmuwan.

Pentingnya Kerja Sama Jurnalis-Ilmuwan Dalam Meningkatkan Mutu Jurnalisme
Peserta mentoring SISJ Jurnalis Zonasultra.com Muhamad Taslim Dalma bersama Program Officer The Sasakawa Peace Foundation Mariko Hayashi

Mentoring jurnalisme sains oleh SISJ itu baru pertama kali dilakukan dengan fokus pada isu pangan. Sebab, pangan merupakan hal yang jarang diangkat dalam pemberitaan media, apalagi dari isu sainsnya. Padahal kata Dyna, itu adalah persoalan pangan sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

“SISJ merasa sudah mencapai target-target utama itu. Untuk ke depannya akan lebih di tingkatkan liputan sainsnya, bukan hanya tentang pangan tapi juga sektor-sektor lainnya. Hanya memang karena keterbatasan danakita belum bisa membawa dan mengajak teman-teman yang ada di Papua dan NTB (Nusa Tenggara Barat) untuk ikut mentoring,” tutur Dyna.

Dalam penyelenggaraan mentoring SISJ bekerja sama dengan Sasakawa Peace Foundation, sebuah organisasi nirlaba di Jepang. Sasakawa Peace Foundation fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia di Asia, salah satunya terkait meningkatkan literasi sains.

Terkait hubungan dengan ilmuwan, SISJ telah menjalin kerja sama dengan AIPI dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI). Salah satu, kerja sama yang sudah terbangun adalah kegiatan mentoring sains itu bisa berlangsung di ruang AIPI. Kata Dyna, hal itu merupakan bukti bahwa AIPI dan ALMI memeberikan kepercayaan kepada SISJ.

“Sepertinya akan ada kerja sama lebih lanjut dengan SISJ baik tentang kesehatan ibu dan anak maupun isu pelatihan komunikasi sains bagi ilmuwan-ilmuwan terutama anggota-anggota AIPI dan ALMI),” ungkap Dyna.(B)

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor : Kiki