ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Agista Aryani Ali Mazi bersama pengurus The Agista Foundation (TAF) melakukan kunjungan langsung serta bertemu dan berdialog dengan korban banjir di Kecamatan Asera, Konawe Utara (Konut), Senin (10/6/2019).
Agista mengunjungi posko induk dan dapur umum, melihat secara langsung penanganan korban yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konut di Kecamatan Wanggudu, Konut.
Adapun bantuan yang diberikan oleh TAF mengutamakan kebutuhan perempuan dan anak, seperti pakaian dalam, pembalut, pampers, makanan bayi dan balita, obat-obatan, selimut, tikar, serta pakaian hangat.
Baca Juga : Diguyur Hujan, Mahasiswa Galang Dana untuk Korban Banjir Konut
Bantuan tersebut murni berasal dari dana TAF dan dana pribadi Agista sebagai pendiri yayasan. Kegiatan yang dilakukan itu sesuai dengan visi dari TAF untuk sosial dan kemanusiaan yang memiliki kepedulian terhadap isu sosial dan kemanusiaan.
“Saling membantu dan meringankan beban saudara-saudara kita, karena ada hak orang lain juga dari rezeki yang kita peroleh,” kata Agista, istri Gubernur Ali Mazi ini melalui pers rilis.
Berdasarkan data saat ini, lebih 185 rumah warga hanyut, 1.235 unit rumah terendam banjir dan 5.111 jiwa dari 1.420 kepala keluarga mengungsi akibat banjir di wilayah tersebut.
Baca Juga : Pemda Konut Buka Rekening Donasi Korban Banjir
Fasilitas pendidikan yang terendam banjir ada 5 SD, 3 bangunan SMP, dan 3 pasar juga mengalami kondisi yang sama. Lebih dari 80 persen rumah tak dapat lagi dihuni karena rusak parah dan tertimbun lumpur. Akses menuju lokasi juga lumayan sulit dijangkau karena putusnya jembatan penghubung.
Walaupun belum ada data terpisah perempuan dan anak korban terdampak banjir, namun dari hasil dialog langsung dengan para korban, kondisi mereka membutuhkan uluran tangan.
“Dalam kondisi dimana terjadi bencana pada suatu daerah, maka perempuan dan anaklah yang paling merasakan dampak penderitaan, apalagi ibu dengan kondisi hamil, memiliki bayi dan sedang mendapat menstruasi. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan darurat untuk kebutuhan perempuan dan anak, perlu juga menjadi perhatian utama,” ujar Agista.
Agista menyaksikan bagaimana seorang anak di Kecamatan Asera kedinginan tanpa pakaian, hanya menggunakan celana yang lembab dan ibunya sudah 3 hari belum mandi. Dengan kondisi banjir parah itu, maka potensi terjadinya penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat sangat besar.
“Tingkat kemiskinan akan meningkat. Penurunan kondisi kesehatan akan sangat besar terjadi, seperti diare dan kekurangan vitamin. Namun saya yakin, Pemkab Konut telah mengantisipasi semuanya. Semoga kondisi ini segera pulih,” pungkasnya. (B)