AJI Kendari Gelar Editor Meeting untuk Dorong Penguatan Isu Marginal di Media

29
AJI Kendari Gelar Editor Meeting untuk Dorong Penguatan Isu Marginal di Media
AJI Kota Kendari pada Jumat (5/1/2024) mengadakan editor meeting dengan mengundang 10 editor dan pemimpin redaksi dari sejumlah media pemberitaan mulai dari cetak, televisi, online, dan radio.

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berupaya mendorong keberpihakan media pemberitaan terhadap isu kaum marginal. Pasalnya, kelompok minoritas ini kerap mendapatkan tindakan diskriminatif di tengah masyarakat dan bahkan hak-haknya sering diabaikan oleh pengambil kebijakan.

Dalam upaya tersebut, AJI Kota Kendari pada Jumat (5/1/2024) mengadakan editor meeting dengan mengundang 10 editor dan pemimpin redaksi dari sejumlah media pemberitaan mulai dari cetak, televisi, online, dan radio.

Ketua Divisi Gender dan Kelompok Marginal AJI Kota Kendari, Nursadah, mengatakan, pihaknya mengundang para editor karena mereka adalah penentu kebijakan di redaksi dalam menentukan isu-isu yang penting dan menarik untuk diketahui publik, yang salah satunya adalah isu kaum marginal.

Dijelaskan, kaum marginal terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya penyandang disabilitas, suku atau etnik minoritas, lansia, penganut agama tertentu, masyarakat dalam kategori miskin, tunawisma, LGBT, dan penderita penyakit tertentu seperti AIDS. Seluruhnya memiliki hak yang sama termasuk hak politik menjelang pemilihan umum (pemilu).

“Saat pemilu, hak memilih kelompok minoritas ini terkadang diabaikan. Ironisnya, isu minoritas masih terkadang digunakan para politisi saat berkampanye demi popularitas,” ungkap Nursadah.

Dengan demikian, media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoaks provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas.

Ketua AJI Kendari Rosniawati Fikri berharap, dengan dilakukan editor meeting tersebut peserta kegiatan memiliki perspektif atau cara pandang yang sama dalam mengemas isu-isu marginal di meja redaksi.

“Di masing-masing media perlu memberikan ruang terhadap isu kaum marginal itu sendiri. Namun perlu menjadi perhatian bahwa dalam membuat pemberitaan terkait kaum marginal ini, ada SOP yang perlu dipahami bersama karena jangan sampai pemberitaan kita justru menambah beban diskriminasi terhadap mereka,” jelas Rosniawati.

Salah satu editor, Fitrah, mengungkapkan bahwa khusus media lokal di Kendari telah memberikan ruang untuk menayangkan pemberitaan isu-isu marginal walaupun belum maksimal.

“Namun ke depan dengan adanya kegiatan editor meeting ini, memberikan kita masukan bahwa betapa pentingnya perhatian media terhadap kelompok marginal ini agar hak-hak mereka terpenuhi dan tidak terus merasa terpinggirkan,” tutur Fitrah. (*)

 


Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini