ZONASULTRA.ID, KENDARI – Aksan Jaya Putra atau AJP terus optimistis menatap gelaran Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari yang akan dihelat pada November 2024.
Bahkan, di kepala Anggota DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2019-2024 ini sudah ada begitu banyak ide yang akan dikembangkannya jika berhasil terpilih sebagai Wali Kota Kendari.
Salah satunya adalah memaksimalkan potensi Kota Kendari sebagai kota jasa. Menurut politisi muda Golkar ini, Kendari diapit oleh kabupaten yang memiliki kekayaan sumber daya alam. Sebagai daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya alam maka pilihannya hanya satu, menjadikan Kendari sebagai kota jasa.
“Para investor yang ingin berinvestasi di Sultra, ketika mendarat di Bandara Haluoleo kan pasti masuk Kendari dulu, pasti nginap di Kendari. Dari nilai investasi yang mereka bawa itu, kita tidak dapat apa-apa, cuma biaya jasa hotel, makan dan minum di restoran, sehingga ke depan kita pikirkan setidaknya Kendari bisa dapat asas manfaat dari orang-orang yang berinvestasi di Sultra,” terang AJP saat ditemui pada Selasa (27/9/2022).
Ia mencontohkan, jika ada investor yang berinvestasi di Sultra, terutama di daerah yang berdekatan dengan Kendari, keuntungan yang diperoleh seharusnya tidak dibawa semua ke daerah asal investor, tetapi diinvestasikan sebagian di Kota Kendari.
“Itu bisa kita kerja samakan, kita ajak diskusi (investor). Pemkot punya lahan, kita tawari mereka untuk berinvestasi, bangun hotel misalnya. Kita belum punya hotel yang ballroom-nya mampu menampung ribuan orang,” kata AJP.
Hal itu, kata AJP, bukan tidak mungkin. Menurutnya Sultra sangat seksi. Bahkan Presiden Jokowi menaruh banyak perhatian pada Bumi Anoa itu. Terbukti, ia sudah beberapa kali mengunjungi Sultra.
AJP menyebut Sultra sebagai surga investasi. Selain nikel, Sultra juga punya potensi lain seperti aspal, emas, dan pasir silika. Sebagai ibu kota Sultra, sudah seharusnya Kendari mendapat keuntungan dari berbagai potensi tersebut.
“Caranya ya itu kita ajak bicara business to business. Kita punya perumda, punya lahan, kita ajak mereka bangun hotel, mal, dan sebagainya. Mereka investasi 70 persen, kita 30 persen misalnya. Dalam perjalanannya, kita buat perjanjian 10 tahun. Begitu 10 tahun saham investor akan kita kurangi semakin kecil, dan saham perumda yang akan bertambah,” terangnya.
Selain itu, AJP juga sudah punya bayangan untuk menyulap sisi jalan di seberang Citraland Kendari hingga Lapulu untuk menjadi distrik bisnis dengan membangun hotel, mal, atau ruko, walaupun secara tata ruang wilayah itu masuk kawasan hijau.
“Memang tidak akan mudah, tapi bisa kita bicarakan dengan kementerian. Masa di sebelahnya ada RSUD Kendari, ada Citraland, tapi di sisi lainnya kumuh. Saya kira asal memberi asas manfaat, bisa kita diskusikan,” kata AJP.
Menurut AJP, jika pembangunan dilakukan ke arah Lapulu maka wilayah Nambo dan Abeli juga akan berkembang. Selama ini, pembangunan terpusat di wilayah Nanga-nanga, Andounohu, dan sekitarnya.
“Ya itu tata kota harus kita tata karena Kendari adalah wajah Sultra,” ujarnya.
Meski sudah memiliki bayangan untuk membangun Kota Kendari ke depan, tantangan juga tetap ada. Kata AJP, itu sudah lumrah dalam pemerintahan. Misal pembangunan fisik pasti tidak akan bisa dipisahkan dengan ganti rugi lahan. Biasanya akan ada saling klaim kepemilikan lahan, ada yang pro dan kontra. Semua itu akan membuat pembangunan terhambat.
“Misalkan saja kita mau tertibkan pedagang yang berjualan di emperan jalan, kalau kita tidak ada solusi, lokasi kepindahan misal, mereka (pedagang) pasti melakukan perlawanan. Itu kan masalah juga. Jadi memang tidak mudah. Membangun itu pasti selalu ada tantangan,” ucap AJP.
Optimistis Diusung Golkar
Hingga detik ini, AJP masih optimistis akan diusung Golkar sebagai kendaraan politiknya maju pilwali. Meski begitu, ia juga mempersilakan kader Golkar lainnya untuk tampil di Pilwali.
“Ayo kita berpacu menuju kebaikan. Ayo kita sama-sama bekerja menambah perolehan kursi Golkar di Kota Kendari. Sekarang posisi 5, kita butuh minimal 7 kursi untuk mengusung calon. Yang mau maju jangan malu-malu, ayo tampil. Endingnya kan juga DPP yang tentukan,” ajaknya.
Terkait kriteria sosok yang akan menjadi wakilnya, Aksan mengaku masih terlalu dini untuk membicarakannya. Ia masih menunggu hasil Pemilu 2024 terlebih dahulu.
“Politik itu dinamis. Kita lihat hasil Pemilu 2024 dulu, kalau Golkar dapat utuh tujuh kursi saya bebas memilih wakil, tapi kalau harus berkoalisi ya kita harus lihat chemistry dulu karena pasti yang akan menjadi koalisi juga akan mengusung wakil,” terangnya.
Terkait banyaknya calon yang juga akan maju, kata Aksan semua berpeluang, namun ia berpesan agar masyarakat memilih kandidat yang mengerti permasalah Kendari. Sebab, Kendari pintu masuk Sultra, perlakuannya juga harus berbeda dengan daerah lain. (Adv)