Anak Usia di Bawah 10 Tahun Dominasi Penderita DBD di Kolaka

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Harun Masirri
Harun Masirri

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka mencatat jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Kolaka cenderung didominasi oleh anak rata-rata usia 1-10 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Harun Masirri mengatakan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk ini banyak menyerang anak usia 1-10 tahun. Sejak Januari sampai Juni 2020, ada 21 kasus yang terjadi pada usia anak tersebut.

Sementara itu, 10 kasus terjadi pada usia 11-20 tahun, 5 kasus usia 21-30 tahun, 3 kasus pada usia 31-40 tahun, 2 kasus dan 1 kasus masing-masing pada usia 41-50 tahun dan 50 tahun ke atas. Sehingga total penderita demam berdarah sebanyak 42 kasus.

“Bila kita melihat mulai dari anak-anak hingga usia remaja banyak kena DBD. Saat ini, alhamdulillah tidak ada yang sampai meninggal karena DBD,” ujarnya ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kolaka, Senin (22/6/2020).

Harun menjelaskan penyebab anak pada usia tersebut banyak menjadi pasien demam berdarah, bisa saja diakibatkan saat bermain ataupun tidur, anak tidak menyadari telah digigit oleh nyamuk penyebab virus demam berdarah.

Menurutnya, anak usia di bawah 10 tahun cenderung belum begitu bisa melindungi diri apalagi dari gigitan nyamuk. Sehingga, harus ada kepedulian dari orang tua untuk menjaga anaknya dan memperhatikan lingkungan tempat anaknya bermain. Selain itu saat tidur, anak sebaiknya dipakaikan kelambu atau anti nyamuk.

Sekalipun pemerintah daerah saat ini tengah disibukkan dengan penanggulangan pandemi Covid-19, tetapi pihaknya tetap memperhatikan pencegahan penyebaran demam berdarah ini agar tidak terjadi peningkatan jumlah kasus penderita.

Masyarakat diajak untuk selalu waspada terhadap demam berdarah dengan melakukan kegiatan pembersihan lingkungan yang paling mendasar 3 M Plus yaitu mengubur, menguras, dan menutup serta memanfaatkan anti nyamuk dan kelambu, menghindari gantungan pakaian, dan menaburkan bubuk abate.

“Kita lakukan dulu protapnya yang paling mendasar. Kalau kita sudah lakukan, dan penyebaran masih ada yang disebabkan nyamuk dewasa, maka fogging itu langkah terakhir yang bisa kita lakukan,” paparnya.

Data sebaran penderita DBD di Kabupaten Kolaka terbanyak berada di Puskesmas Kolaka sebanyak 19 kasus. Selanjutnya, masing-masing di Latambaga dan Pomalaa 5 kasus, Iwoimendaa dan Baula 3 kasus.

Kemudian, Tanggetada, Watubangga, dan Toari 2 kasus, serta Wundulako 1 kasus. Sedangkan, lima wilayah puskesmas yaitu Kukutio, Polinggona, Wolo, Tosiba, dan Kolakaasi tidak ada ditemukan warga terdampak DBD.

“Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, kasus demam berdarah ini cenderung menurun di periode yang sama. Yang paling banyak memang di Kecamatan Kolaka,” tambahnya. (B)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini