Andalkan Pangan Organik, Ini yang Membuat Butur Optimis Go Internasional

Andalkan Pangan Organik, Ini yang Membuat Butur Optimis Go Internasional
PANGAN ORGANIK – Pemerintah daerah (pemda) Buton Utara memperkenalkan produk pangan organik dalam bentuk kemasan di Stand Pameran Halo Sultra, Sabtu malam (29/4/2017). (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)

Andalkan Pangan Organik, Ini yang Membuat Butur Optimis Go Internasional PANGAN ORGANIK – Pemerintah daerah (pemda) Buton Utara memperkenalkan produk pangan organik dalam bentuk kemasan di Stand Pameran Halo Sultra, Sabtu malam (29/4/2017). (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasangan Bupati Buton Utara (Butur) Abu Hasan-Ramadio rupanya intens mengembangkan pangan organik. Salah satu potensi daerah tersebut mulai digaungkan setahun belakangan sejak keduanya dilantik 17 Februari 2016 lalu.

Abu Hasan mengatakan komoditas pangan organik yang dikenal dan diunggulkan adalah beras yang juga terintegrasi dengan sektor lainnya seperti peternakan dan perikanan. Misalnya di sektor perikanan, produk yang dihasilkan juga organik mulai dari penangkapan, pengolahan, dan pengawetannya.

Dalam menghadapi persaingan komoditas tingkat Asean, hanya pangan organiklah yang dapat diandalkan. Namun untuk mengekspor produk asli daerah itu masih terkendala sertifikasi internasional sebab bagaimanapun bagusnya produk harus ada pengakuan dahulu melalui sertifikasi sesuai standar dunia.

Lanjut dia, untuk pasar dalam negeri sudah disertifikasi dengan label setingkat Standar Nasional Indonesia (SNI).

Bahkan belum lama ini pemerintah daerah (pemda) membuat MoU dengan Bulog bahwa berapapun besaran produksi pangan organik siap ditampung oleh Bulog yang sudah mempunyai titik-titik penjualan sendiri.

“Sekarang ini kita masih fokus pangan organik karena tingginya permintaan pasar. Bisa dibayangkan kalau beras biasa harganya Rp 8.000, maka beras organik itu Rp 20.000 sampai Rp 25.000,” ujar Abu di Kendari, Jumat (28/4/2017) lalu.

Abu bercerita sebenarnya petani Butur asal muasalnya merupakan petani organik yang masih mempertahankan cara-cara tradisional sampai sekarang. Sejak zaman dahulu para petani setempat tidak mengenal pupuk, pestisida, dan cara-cara moderen lainnya.

Bentuk Dukungan Pemda

Untuk memberi dukungan maka yang diperkuat adalah kelembagaan petani dan sejumlah regulasi yang mendukung dan lengkap sehingga Butur dapat benar-benar pada saatnya nanti akan menjadi kabupaten penghasil pangan organik terbesar di Indonesia.

Produk Beras Organik Buton Utara
Produk Beras Organik Buton Utara

Abu menjelaskan salah satu faktor yang menentukan tingkat produktivitas petani terkait beras varietas khusus adalah ketersediaan dan pengolahan lahan. Tahun ini pemda sudah membuka lahan dalam jumlah yang terbatas dan berusaha mengahadirkan pihak ketiga (perusahaan) yang bisa bekerja sama dengan petani.

Lahan pertanian organik yang ada di Butur baru sekira ratusan hektar. Dengan adanya pembukaan lahan tersebut pemda manargetkan 900 hektar lahan tambahan namun mungkin tidak sampai sebab program tersebut baru mulai tahun 2017 ini dicanangkan.

Kelompok kerja (Pokja) pertanian organik juga sudah dibentuk yang salah satu agendanya adalah pengembangan lahan yang lebih besar lagi ke depan dalam bentuk kawasan. Jadi setiap kecamatan akan ada 30 sampai 50 hektar khusus untuk pertanian organik.

“Dengan demikian tingkat produktivitas kita akan mencukupi baik itu pasar lokal, regional, nasional, dan kita memang ingin masuk ke pasar internasional. Kita sudah coba promosikan melalui Kementerian Pertanian yang diperkenalkan sampai di Belanda,” jelas Abu. (A)

 

 

Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini