ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Pelaksana Bupati Kolaka Timur, Anwar Sanusi menganggap anggaran dana pesta demokrasi pemilihan kepala daerah yang (Pilkada) yang di helat di daerah tersebut pada 9 Desember 2015 lalu tidak rasional.
Dalam perhelatan pesta demokrasi untuk mencari pemimpin didaerah itu, menghabiskan biaya sampai Rp 22 milyar.
Mantan Sekda Koltim membandingkan anggaran pada pilkada kabupaten Kolaka pada tahun 2013 ketika Kolaka Timur masih bergabung, anggaran pilkada yang digunakan hanya berkisar Rp 6 milyar.
Anwar melanjutkan, dampak dari pembengkakan anggaran pilkada Koltim itu, telah membuat sebagian program pemerintah yang sudah dicanangkan tidak berjalan.
“kita lihat saja nanti saat pemeriksaan, pemerintah hanya menyiapkan saja, tetapi yang menggunakan anggaran itu adalah penyelenggara. Jadi mereka juga yang mempertanggungjawabkan kepada pihak berwenang,” kata Anwar Sanusi, Rabu (06/01/2016).
Anwar menambahkan program Presiden Jokowi tentang Pilkada serentak yang dianggap dapat mengurangi biaya tidak berhasil, justru Pemda yang harus putar otak karena menanggung begitu banyak biaya.
“jadi program pemerintah pusat tentang pilkada serentak itu adalah untuk mengurangi anggaran tidak berhasil, justru yang ada anggaran yang semestinya sekian malah bertambah sangat jauh (membengkak),” imbuhnya.
Adapun rincian penggunaan anggaran Pilkada Kolaka Timur yang sudah dicairkan pemerintah kepada tiap-tiap lembaga penyelenggara masing-masing Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Koltim sebesar Rp 14,9 miliar. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten (Panwaskab) Rp 5 miliar. sementara sisanya di bagi oleh pihak keamanan yakni Kepolisian Resort (Polres) Kolaka, Komando Distrik Militer (Kodim) 1412 Kolaka, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kolaka Timur.
Penulis : Restu
Editor : Tahir Ose