ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Pengurus Cabang Kota Kendari kesulitan mendapatkan bahan utama pembuatan hand sanitizer sesuai dengan ketentuan organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ketua Pengurus Cabang IAI Kota Kendari, Adryan Fristiohady mengatakan, pihaknya sudah akan melakukan upaya memproduksi dan membagikan ke masyarakat, namun bahan baku etanol 96 persen saat ini stoknya kosong. Sudah dilakukan pemesanan di Makassar tapi stoknya juga kosong.
Baca Juga : USN Kolaka Produksi Hand Sanitizer Antisipasi Sebaran Virus Corona
“Di UHO kami sudah produksi namun masih untuk pemakaian internal UHO dan sekarang bahan baku habis tapi permintaan terus meningkat,” kata dosen Fakultas Farmasi itu melalui pesan WhastApp, Kamis (19/3/2020).
Bahan baku yang tersedia saat ini di apotek hanya etanol 70 persen. Apabila diencerkan dengan air tidak akan berefek.
Melihat situasi ini, IAI Kendari mengimbau pemerintah untuk memfasilitasi pengadaan hand sanitizer kepada masyarakat Kendari dan Sulawesi Tenggara (Sultra), serta melibatkan organisasi profesi seperti IAI dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam mengedukasi masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Masyarakat juga diimbau tidak perlu panik dengan kekosongan hand sanitizer. Sebab, melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya cuci tangan dengan baik dan benar bisa mencegah penyebaran virus corona. Cuci tangan yang dianjurkan adalah yang menggunakan sabun dan air mengalir.
Baca Juga : Stok Beras di Kendari Aman Hingga 6 Bulan ke Depan
“Tidak perlu panik mencari hand sanitizer yang sudah langka dan mahal, di tempat kerja dan rumah bisa gunakan sabun. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuat hand sanitizer yang tidak sesuai standar formula BPOM dan WHO,” ujarnya.
Bahan pembuatan hand sanitizer berdasarkan anjuran BPOM dan WHO yakni etanol 96 persen, gliserol 98 persen, hidrogen peroksida 3 persen dan air steril atau Aquadest. (b)
Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati