ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mengabdi sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari sejak 2009, dr. Asrida Mukkadim terus memberikan terobosan untuk menjadikan rumah sakit tersebut pilihan masyarakat di Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya kota Kendari.
Asrida mengatakan, perjalanan panjang selama dirinya menjadi direktur RSUD Kendari adalah perjuangan yang begitu keras. Dirinya harus siap memberikan pelayanan ekstra kepada masyarakat sesuai dengan standarisasi pelayanan publik yang tentunya berdasarkan aturan dan regulasi yang ada.
“Jadi bisa dibilang kita memberikan pelayanan selama 24 jam. Bahkan lebih, ketika tiba-tiba kita dibutuhkan saat ada keluhan pasien terkait kamar yang full, masalah ambulance dan permasalahan lainnya, mau tidak mau harus siap siaga,” beber mantan Kepala Puskesmas Poasia ini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 15 Desember 2016.
Resmi dilantik pada Februari 2009, ia melihat bahwa perubahan cara kerja dan sistem manajemen pelayanan sangat jauh berbeda dengan sebelumnya ketika ia menjabat sebagai kepala puskesmas.
Menurutnya, memberikan pelayanan kepada masyarakat secara luas sangat berbanding jauh dengan memberikan pelayanan publik secara person. Oleh karena itu, penyesuaian dan adapatasi harus cepat ia lakukan agar dapat menjalankan amanah tersebut dengan baik.
Tantangan lain yang harus dihadapinya ketika pertama kali menjabat sebagai direktur adalah RSUD Kota Kendari masih berada di lokasi pertamanya di Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari dan masih bernama RSUD Abunawas.
Diakuinya, begitu banyak kekurangan yang dihadapi bersama stafnya. Sebab dengan hanya luas sekitar 1.800 meter pesergi ditambah dengan kurangnya fasilitas seperti ICU menyebabkan setiap ada pasien yang memerlukan penanganan medis serius, mereka harus merujuk pasien tersebut ke tempat lain.
“Bukan hanya itu, jumlah kamarpun sangat kurang hanya ada 56 kamar. Sehingga sangat tidak memungkinkan untuk bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,” ujarnya.
Namun, karena kebutuhan kesehatan masyarakat di Kota Kendari dirasakan terus meningkat, akhirnya pada 2008 Pemerintah Kota Kendari telah membebaskan lahan seluas 13.000 hektar untuk relokasi rumah sakit tersebut.
RSUD Abunawas Resmi Pindah
Tepat 9 Desember 2011 RSUD Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang berada di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu. Kemudian, pada 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh tim Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan berhasil terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan seperti administrasi dan manajemen, rekam medik, pelayanan keperawatan, pelayanan medik dan intalasi gawat darurat (IGD).
Selanjutnya, berdasarkan SK Walikota Kendari Nomor 16 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Kendari Nomor 17 tahun 2001.
Untuk sampai ke tahap ini, menurut wanita kelahiran Enrekang, Sulawesi Selatan ini butuh perjuangan keras. Pihaknya bersama pemerintah Kota Kendari khususnya sang inovator Walikota Kendari Asrun, kemudian sokongan DPRD kota Kendari serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga RSUD kota Kendari dapat berdiri megah seperti saat ini.
“Alhamdulilah peningkatan cukup signifikan, sebelumnya hanya sekitar 50 orang per bulan sekarang kami dapat melayani pasien hingga seribuan per bulan dan saya juga tidak tahu apa alasannya, mungkin fasilitas yang dirasakan masyarakat semakin meningkat, sebanyak 64 persen itu warga kota Kendari dan 36 persen dari luar kota Kendari,” tukasnya.
Tentunya untuk mengimbangi peningkatan pasien yang masuk, pihaknya terus meningkatkan fasilitas rumah sakit mulai dari pembangunan gedung UGD, ruang operasi dan ICU terbaru. Saat ini fasilitas yang ada sudah dinilai tidak dapat menampung lonjakan pasien yang datang berobat di RSUD Kota Kendari.
Selain itu, inovasi yang baru-baru ini dikeluarkannya adalah dengan menghadirkan layanan system informasi rujukan berbasis aplikasi website RSUD Kota Kendari. Upaya ini bertujuan untuk memudahkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Lulusan S2 Konsentrasi Epidemiologi Universitas Hasanudin ini mengatakan, program tersebut merupakan jawaban atas keluhan masyarakat akibat keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan.
Diakuinya, sebelum adanya sistem informasi secara online, terkadang masyarakat yang dirujuk ke rumah sakit tidak mendapatkan kamar karena sudah penuh. Akibatnya, pasien harus dirujuk lagi ke rumah sakit lain. Menurut Asridah, hal itu tentu sangat memprihatinkan karena bisa berdampak pada terlambatnya pelayanan sehingga bisa mengancam nyawa pasien.
Fasilitas RSUD Kota Kendari
Saat ini RSUD Kota Kendari memiliki 18 gedung perawatan, yang terdiri dari Gedung Anthurium (kantor), Gedung Bougenvile (poliklinik), Gedung IGD, Gedung Matahari (radiologi), Gedung Crysant (kamar operasi), Gedung Asoka (ICU), Gedung Teratai (obgyn- ponek), Gedung Lavender (rawat inap penyakit dalam), Gedung Mawar (rawat inap anak), Gedung Melati (rawat inap bedah), Gedung Tulip (rawat inap saraf dan THT), Gedung Anggrek (rawat inap VIP, kelas I dan kelas II), Gedung Instalasi Gizi.
Selanjutnya Gedung Loundry, Gedung Laboratorium, Gedung Kamar Jenazah, Gedung VIP Sakura dan Gedung PMCC (Private Medical Care Center) dalam proses pembangunan. Sedangkan untuk jumlah kamar rawat inap sebanyak 140 kamar.
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan RSUD Kota Kendari dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 mobil direktur, 10 mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
Sementara itu untuk jumlah dokter spesialis sebanyak 24 orang, dokter umum sebanyak 17 orang dan dokter gigi sebanyak 4 orang. Namun jika semua dijumlahkan seluruh tenaga kesehatan mulai dari dokter hingga perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya sebanyak 451 orang yang terdiri dari 194 orang PNS, 244 orang non PNS dan 13 PNS MoU.
Target Akreditasi
Ada beberapa target yang ingin dicapai Asrida untuk RSUD kota Kendari, salah satunya yakni mendapatkan akreditasi. Saat ini pihak RSUD Kendari optimistis lulus dalam penilaian akreditasi yang dilakukan oleh tim survey simulasi Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Optimisme itu tentunya dilandasi oleh kerja keras yang telah dilakukan selama ini untuk memenuhi standar pelayanan dan keselamatan. Ia mengakui masih ada kekurangan dan perlu dibenahi, itupun sebagian telah selesai dilengkapi.
“Coba kita liat sekarang, ada Karoro (jahitan jarung) dipasang, supaya tidak ada akses debu yang menyebabkan infeksi, dan masih banyak lagi yang sudah kita benahi,” kata Asrida.
Untuk kriteria penilaian beberapa komponen penilaian antara lain adalah penilaian dokumen, implementasi kebijakan, kinerja tenaga kesehatan, faktual, dan hasilnya. Hasil yang dimaksud yakni kepuasan masyarakat terkait pelayanan di rumah sakit tersebut.
Kemudian, dijelaskan Asrida dengan dilaksanakannya simulasi penilaian akreditasi yang tengah berlangsung saat ini, ia semakin terdorong untuk terus membenahi segala kekurangan yang menyangkut pelayanan maupun dari segi administrasi.
Disamping untuk meraih akreditasi, dirasakan wanita peraih penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden RI tahun 2008 ini, salah satu hal terpenting adalah bagaimana RSUD Kota Kendari menjadi indah dan dapat dinikmati oleh masyarakat, yang kemudian tidak ada lagi pasien yang ditolak karena berbagai macam alasan.
Dan yang terpenting bagaiamana ia menanamkan jiwa kekeluargaan kepada semua staf yang dipimpinnya agar saat mejalankan tugas dan melayani pasien rasa kekeluargaan itu dapat tumbuh mulai dari cleaning service, perawat, dokter dan pejabat struktural lainnya.
“Kalau ada anak yang sakit, kita harus anggap seperti anak sendiri, orang tua kita anggap sebagai orang tua kita sendiri, kakak, adik, ibu semua saya ingin seperti itu, jadi kenyamanan pasien akan terasa hangat, tapi tidak dibikin-bikin itu rasa sayangnya,” harap wanita yang berkepribadian ceria ini.
Selanjutnya, ia juga melihat jabatan sebagai pimpinan bukan menjadi hal yang harus ia gunakan untuk menjadi sosok yang harus selalu diikuti, ditakuti dan dihormati. Sebab semua yang bekerja di RSUD Kota Kendari dianggapnya patner untuk saling kerja tim bukan sendiri-sendiri. Sehingga seolah tak ada jarak yang terlalu jauh antara ia dengan bawahannya.
“Artinya kita itu saling menghargai dan satu hal saling komunikasi dan koordinasi,” tuturnya.
Selanjutnya, hal pribadi yang ingin dirinya capai adalah ia ingin menyisakan sisa hidupnya untuk terus mengabdi di bidang kemanusian.
Alasan Menjadi Dokter
Berprofesi di bidang kesehatan bukanlah keinginannya saat duduk di bangku SMA. Saat itu ia bercita-cita menjadi seorang insinyur pertanian karena ia lahir di daerah pertanian. Namun sang guru waktu itu melihat ia sebagai sosok siswi yang cerdas maka disarankan agar Asrida melanjutkan studi di jurusan kedokteran umum.
“Ya mungkin Tuhan memberikan rezeki ini melalui guru saya,” katanya.
Namun, pengalaman pribadi dalam hidupnya yang kemudian menambah keyakinan untuk menjadi seorang dokter. Ketika orang tuanya sakit ada seorang dokter yang rela berjalan kaki sekitar 3 kilo meter menuju ke rumah untuk memberikan pengobatan kepada orang tuanya, namun setelah itu dokter tersebut tak mau menerima bayaran sepersen pun yang hendak diberikan keluarganya.
“Disitu saya berpikir, betapa baiknya dokter itu dan betapa besarnya amal kita kalau mungkin saya nanti jadi dokter juga, sampai sekarang saya masih ingat muka dokter tersebut, dari situ hati saya terketuk,” ujarnya. (A)
Daftar Riwayat Hidup Asrida Mukkadim
Nama: Dr. Hj. Asridah Mukkadim, M.Kes
Tempat/ Tanggal Lahir: Enrekang, 26 November 1966
Jabatan Sekarang: Direktur RSUD Kota Kendari
Pendidikan
Tahun 1979 SD Negeri Anggeraja, Kabupaten Enrekang
Tahun 1982 SMP Negeri Baraka, Kabupaten Enrekang
Tahun 1985 SMA Negeri Cakke, Kabupaten Enrekang
Tahun 1994 S1 Kedokteran Universitas Sultan Hasanuddin Makassar
Tahun 1995 Dokter Unhas Makassar
Tahun 2007 S2 Konsentrasi Epidemiologi, Prodi Kesmas, Unhas Makassar
Pendidikan Nonformal
Tahun 1996 Diklat Managemen Dinas Kesehatan Puskesmas se- Sultra
Tahun 2003 Diklat Pengembangan Kebijakan Pelayanan Kesehatan
Tahun 2004 Kursus Akupuntur di RS Ciptomangunkusumo, Jakarta
Tahun 2005 Short Course Health Service Management di Melbourne, Australia
Tahun 2007 Diklat Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Bogor, Jawa Barat
Tahun 2007 Pelatihan Advace Cardia Life Support (ACLS) di Makassar
Pekerjaan
Kepala Puskesmas Moramo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), sejak Agustus 1995 hingga Desember 1998.
Kepala Puskesmas Labibia, Juli 1999 hingga Desember 2001
Kepala Puskesmas Poasia, Januari 2012 hingga 16 Februari 2009
Direktur RSUD Kota Kendari, 17 Februari 2009 hingga sekarang
Penghargaan
Sebagai Dokter Teladan I Tingkat Kota Kendari tahun 2003
Sebagai Dokter Teladan III Tingkat Provinsi Sultra tahun 2003
Sebagai Penerima Penganugerahan Piala Citra Pelayanan Prima Oleh Presiden RI tahun 2008
Sebagai Kepala Puskesmas Teladan Patuh tingkat Kota Kendari di Hari Kesehatan Nasional Tahun 2008
Sebagai Penerima Piagam Penghargaan Pengelola Terbaik RSSI dan RSSB oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Menteri Kesehatan RI Tahun 2009
Sebagai Penerima Penghargaan Madya Citra Pelayanan Prima dari Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara tahun 2010
Sebagai Juara II Lomba K3 se Kota Kendari tahun 2011
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Bersama KARS Kemenkes RI atas Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor: KARS-SERT/379/II/2012 tanggal 26 Januari Tahun 2012
Direkrorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Menkes RI atas Sertifikat Peningkatan Kelas Rumah Sakit dari tipe D ke tipe C Nomor: HK.03.05/I/1857/2012 tanggal 3 Oktober 2012
Juara II Pameran HUT Kota Kendari Tahun 2013
Sebagai Penerima Penganugerahan Penghargaan Juara 1 Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) pada Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Kota Kendari tahun 2013
Penerima Penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI) atas Kepatuhan Terhadap UU Pelayanan Publik tahun 2014
Organisasi
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kendari sejak tahun 1999 hingga 2005.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia Cabang kendari sejak tahun 2006 hingga sekarang.
Sekretaris Majelis Kode etik Kedokteran (MKEK) sejak tahun 2016.
Ketua Pokja IV Tim Penggerak PKK Kota Kendari sejak tahun 2016.
Pengalaman Luar Negeri
Short Course Health Service Management di Melbourne, Australia tahun 2005
Kongres Asia Pacific Academic Consortium for Public Health (APACH) ke-38 di Mahidol University Bangkok, Thailand Tahun 2006
Visit Academic Benchmarking Master Epidemiologi Unhas di Malaysia Tahun 2006
Visit Academic Benchmarking Master Epidemiologi Unhas di Singapura Tahun 2006.
Penulis: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati