Asrun Titipkan Program yang Belum Selesai dan Masalah Banjir Kepada Putranya

Asrun Titipkan Program yang Belum Selesai dan Masalah Banjir Kepada Putranya
Walikota kendari Asrun bersama Adriatma Dwi Putra (ADP). (Foto Akun Facebook Ras Idin Sepawula)
Asrun Titipkan Program yang Belum Selesai dan Masalah Banjir Kepada Putranya
Walikota kendari Asrun bersama Adriatma Dwi Putra (ADP). (Foto Akun Facebook Ras Idin Sepawula)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan pasangan calon wali kota Abdul Rasak-Haris Andi Surahman, langkah putra Wali Kota Kendari Asrun, Adriatma Dwi Putra (ADP) menjadi wali kota tinggal menunggu pelantikan pada Oktober 2017 mendatang.

Asrun mengatakan ADP memiliki kapasitas menjadi wali kota hanya memang secara kebetulan posisi ADP ketika mencalonkan adalah putra wali kota. Kapasitas itulah yang dilihat oleh masyarakat sehingga dipercaya untuk memimpin Kota Kendari berpasangan dengan kader PKS Sulkarnain.

“Saya bersyukur dengan putra saya, itu berarti proses pembangunan di kota ini akan berlanjut terus. Ini sebenarnya menguntungkan bagi masyarakat kota. Program-program  yang belum selesai akan bisa kita selesaikan sesegera mungkin,” ujar Asrun yang juga Ketua PAN Kendari di rumah jabatannya, Rabu (5/4/2017) malam.

(Berita Terkait : MK Tolak Gugatan Rasak-Haris)

Misalnya program-program smart city (konsep kota cerdas) sebagaimana visi misi pembangunan kota mewujudkan Kota yang smart, taman ruang terbuka hijau yang smart, dan lainnya. Dalam pembangunan infrastruktur misalnya jalur outer ring road (jalan lingkar luar) Kota Kendari yang perlu dilanjutkan pengaspalannya.

Mengenai penanganan genangan banjir, juga akan menjadi prioritas utama walikota selanjutnya. Lanjut Asrun, sudah ada master plan (rencana induk) namun karena keterbatasan anggaran sehingga belum semua dapat dituntaskan.

Terdapat drainase-drainase yang sudah dapat dituntaskan namun yang perlu perhatian serius adalah drainase untuk saluran primer/utama banjir. Hal itu penting sebab bila ditilik dari segi geografis titik rawan banjir dulunya adalah rawa-rawa yang kemudian ditimbun oleh masyakat untuk pemukiman.

(Berita Terkait : Senyum Sumringah ADP-Sul Pasca Putusan MK)

“Dengan begitu penyimpanan air sementara tidak ada lagi karena sudah jadi pemukiman. Itulah kadang yang membuat genangan banjir lewat di rumahnya orang dalam 15 menit sampai 1 jam, ini sudah sangat mengganggu bagi masyarakat. Nah ini menjadi pemikiran kita ke depan untuk mengatasinya,” kata Asrun. (A)

 

Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini