ZONASULTRA.COM,KENDARI- Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Kendari memasang alat pendeteksi suhu badan di pintu kedatangan Bandara Haluoleo Kendari. Hal ini seiring dengan pengawasan terhadap indikasi penyebaran virus corona di negara tetangga salah satunya China.
Pelakasan Tugas (Plt) Kepala KKP Kelas II Kendari Adha F Ondu mengatakan, hal tersebut dilakukan sesuai dengan surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk siap siaga terhadap penyeberan virus tersebut meskipun di Indonesia belum masuk.
“Kita tetap harus siaga, memperketat pengawasan meskipun ini baru di negara tetangga terjangkit dan belum masuk di Indonesia, apalagi disini juga jadi perlintasan WNA dari China,” ungkap Adha saat ditemui di Terminal Bandara Haluoleo Kendari, Kamis (23/1/2020).
Selain di Bandara Haluoleo, KKP Kelas II Kendari juga meningkatan pengawasan terhadap kapal perusahaan tambang yang beroperasi di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Wilayah Kerja (Wilker) KKP Bandara Haluoleo Rahmawaty menjelaskan bahwa alat pendeteksi suhu tersebut akan menangkap suhu badan setiap penumpang yang turun dari pesawat. Kemudian, khusus bagi WNA dari China mereka melakukan pengawasan lebih ketat, dengan meminta mereka untuk melewati kamera pendeteksi suhu tersebut.
Penumpang dengan suhu badan terdeteksi diatas 38 derajat celsius akan dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh petugas KKP Bandara Haluoleo, sebab salah satu indikasi tubuh manusia yang terinfeksi suhu badannya diatas 38 derajat.
Akan tetapi ditegaskan Rahmawaty bahwa apabila suhu badannya mencapai angka tersebut belum bisa dipastikan penumpang terkena virus corona. Karena harus diperiksa lebih lanjut, apalagi saat ini belum diketahui masa inkubasi dari virus tersebut.
Masa inkubasi adalah selang waktu yang berlangsung antara pajanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul. Sehubungan dengan penyakit menular, masa inkubasi merupakan waktu yang diperlukan oleh patogen untuk berlipatganda hingga dapat menimbulkan gejala pada inangnya.
“Indikator ya suhu badan, kalau sudah diatas itu berarti badannya terinfeksi, mengenai virusnya harus pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.
Hingga saat ini, sejak pemasangan alat November 2019 lalu, belum ada penumpang baik itu WNI atau WNA China yang terdeteksi suhu badannya diatas 38 derajat.
Meskipun begitu, Adha menambahkan bahwa pihaknya akan memasang satu alat pendeteksi suhu badan di pintu keberangkatan Bandara Haluoleo, sebagai bentuk antisipasi saat ini banyak WNA China yang sedang merayakan Imlek sehingga mereka mudik terutama pekerja tambang.
“Mungkin di Jakarta tidak terdeteksi, Makassar juta tidak saat akan kesini, tapi karena masa inkubasi belum diketahui bisa saja kan disini gejala baru muali keliatan makanya kita pasang juga di keberangkatan,” katanya.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Virus corona tengah mewabah di dunia. Bahkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) kini akan mengambil keputusan segera, apakah perlu menetapkan status “darurat”, karena virus yang masih masuk dalam keluarga SARS ini.
Berdasarkan data yang ada, terdapat 540 kasus penderita virus corona di China dengan jumlah korban tewas mencapai 17 orang. Bukan cuma China, sejumlah negara juga sudah mengumumkan penderita di negaranya, seperti Thailand, Jepang, Korea Selatan, hingga AS.(A)