Banjir Bandang Konut, 855 Rumah Tenggelam, 56 Hanyut, 4.089 Warga Mengungsi

Banjir Bandang Konut, 855 Rumah Tenggelam, 56 Hanyut, 4.089 Warga Mengungsi
BANJIR BANDANG - Banjir bandang kembali menerjangan wilayah Konawe Utara membuat ratusan rumah tenggelam, ribuan masyarakat mengungsi, akses jalan putus.(Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), sejak Minggu (2/6/2019) hingga saat ini telah memporak porandakan daerah Bumi Oheo itu hingga menghancurkan rumah-rumah masyarakat.

Tak hanya itu, akses transportasi di delapan titik wilayah Kecamatan Langgikima, Oheo dan Asera lumpuh total, hingga membuat ribuan masyarakat di 5 kecamatan, Asera, Oheo, Landawe, Langgikima dan Wiwirano terisolasi. Untuk menyelamatkan diri dari serangan banjir, warga mengungusi di area pegunungan. Jalur penghubung antara Provinsi Sultra dan Sulawesi Tenggah (Sulteng) juga putus.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut mencata, dampak banjir itu telah membuat 1.055 Kepala Keluarga (KK), 4.089 jiwa mengungsi. 56 unit rumah warga di lima kecamatan tersebut hanyut tanpa sisa dihantam banjir.

Baca Juga : Jembatan Penghubung Sultra-Sulteng Amblas, Lima Kecamatan di Konut Terisolasi

Selain itu, ribuan rumah tenggelam hingga setinggi 4 sampa 6 meter tinggal menyisahkan atapnya. Tiga bangunan mesjid tenggelam, tiga unit jembatan putus diterjang banjir, 2 unit rumah sekolah tenggelam banjir dan 13,7 hektar sawah terendam banjir.

Situasi itu membuat daerah hasil pemekaran Kabupten Konawe 2007 silam ini darurat banjir. Sebagaian harta benda masyarakat pun tak bisa terselamatkan dari kepungan banjir, kerugian ditaksir mencapai miliyaran rupiah.

Kepala BPBD Konut, Rahmatullah melalui Kabid Kedaruratan, Djasmiddin mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi di Konut merupakan yang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya. Beruntung dalam musibah ini belum ada menimbulkan korban jiwa.

Dikatakan, seluruh personil mulai dari BNPB RI, TNI/Kodim 1417 kendari, kepolisian BPBD Provinsi, Basarnas, dan pihak lainya turun langaung melakukan tindakan penyelamatan terhadap para korban banjir. Pemberian bantuan juga diberikan untuk meringankan beban para korban.

“Banjir di tahun ini merupakan yang terparah. Bahkan di tahun 1977 wilayah Konawe Utara juga pernah banjir, akan tetapi tak se dahsyat ini. Kami bersama tim terus bergerak dilapangan,”kata Djasmiddin dikomfirmasi, Minggu (9/6/2019).

Baca Juga : Banjir Kembali Terjang Konut, 50 Rumah Tenggelam, Satu Hanyut

Dia menambahkan, banjir susulan yang terjadi jumat (7/6/2019) menambah korban dari sebelumnya 8 desa, sekarang menjadi 13 desa 6 kecamatan, antara lain, Desa Langgiwo, Tambakua, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio. Masing-masing tersebar di Kecamatan Asera, Andowia, Oheo, Langgikima, Landawe, dan Wiwirano.

Sementara itu, Bupati Konut, Ruksamin mengistruksikan seluruh jajarannya terutama dari BPBD, Dinas Sosial, Kesehatan dan Pertanian agar meningkatkan penaganan penanggulangan banjir.

“Posko penanggulangan kami pusatkan di rumah jabatan bupati, tenda darurat untuk para korban kami dirikan
Siang pelayanan kesehatan dan pemberian obat-obatan melalui tim medis yang kamit turunkan juga bekerja membantu para korban,”terangnya.

Pihaknya menghimbau masyarakat dan para petugas, relawan agar senantiasa menjaga keselamatan dan selalu mengutamakan koordiansi dalam bekerja. (A)

 


Reporter:Jefri Ipnu
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini