Banjir Konawe Makin Parah, Areal Persawahan Berubah Jadi Danau

BANJIR KONAWE - Bencana banjir yang merendam Desa Anggoro, Kecamatan Wonggeduku, Konawe. Ketinggian air di desa ini mencapai 3 meter. Selain pemukiman warga, banjir juga merendam ribuan hektar areal persawahan. (Restu Tebara/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) semakin parah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe, saat ini banjir terparah terjadi di Kecamatan Wonggeduku dan Kecamatan Pondidaha.

Kepala BPBD Konawe Ameruddin menjelaskan, khusus untuk dua kecamatan tersebut ketinggian air mencapai tiga meter, sehingga untuk menjangkau beberapa desa yang ada di Kecamatan Pondidaha harus menggunakan perahu karet.

(Baca Juga : 14 Truk Bantuan Logistik Kementan Tiba di Konawe)

BACA JUGA :  TDB Berakhir, 1.121 Jiwa Korban Banjir Konawe Masih Mengungsi

“Bedasarkan laporan sementara disana terdapat 1.756 hektar areal persawahan yang terendam, sementara untuk jumlah rumah yang terendam kita masih terus melakukan pendataan di lapangan,” kata Ameruddin kepada zonasultra.id, Sabtu (15/6/2019).

Pantauan awak zonasultra.id di lapangan, ribuan hektar lahan pertanian milik warga yang ada di Desa Anggoro, Bendewuta, Wowasolo, Ambulano, Lalonggotomi, Ahuawatu, Laloika, serta beberapa desa lainnya sudah seperti danau.

(Baca Juga : Banjir Konawe, 4.095 Jiwa Mengungsi di 35 Tempat)

Sehingga akses menuju wilayah tersebut tidak dapat dilewati oleh kendaraan jenis apapun. Untuk bisa menjangkau posko pengungsian, tim dari BPBD Konawe dan relawan yang akan melakukan evakuasi maupun pendistribusian logistik harus menggunakan perahu karet.

BACA JUGA :  Diknas Konawe Sebut 42 Sekolah Terdampak Banjir

Saat ini beberapa warga desa korban banjir masih terus bertahan di tenda pengungsian sementara di areal dataran tinggi yang ada di desa masing-masing. Mereka menolak dievakuasi di posko pengungsian dengan alasan enggan meninggalkan harta benda mereka.(a)

 


Kontributor : Restu Tebara
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini