Bank Indonesia Optimis Ekonomi Sultra 2022 Tumbuh Lebih Baik

56
Bank Indonesia Optimis Ekonomi Sultra 2022 Tumbuh Lebih Baik
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sultra optimis perekomian Sultra tumbuh lebih baik pada 2022 selaras dengan pemulihan ekonomi nasional dan global.(ISMU/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) optimis perekomian Sultra tumbuh lebih baik pada 2022 selaras dengan pemulihan ekonomi nasional dan global. Hal tersebut dilihat dari meningkatnya aktivitas dan konsumsi masyarakat seiring penanganan Covid yang lebih baik dan pembangunan infrastruktur yang mendukung kinerja ekonomi lebih tinggi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Bimo Epyanto dalam kegiatan Bincang Bareng Media (BBM) yang dilaksanakan di Kendari pada Jumat (7/1/2022). Kata dia, meskipun pihaknya belum mengantongi angkanya, tetapi bisa bisa menggunakan pembanding dengan ekonomi nasional yang diperkirakan naik dengan range 4,7 sampai 5,5 persen (yoy).

“Indikasinya tentu saja Sultra akan mengikuti pola yang sama dan akan lebih tinggi dibanding 2021,” ungkap Bimo.

Selain itu ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan perekonomian Sultra di tahun 2022. Membaiknya mitra dagang utama Sultra yaitu Tiongkok terlihat dari perkiraan indeks PMI Manufaktur Tiongkok pada 2022 sebesar 51.30 poin yang diperkirakan dapat menarik perbaikan kinerja tambang dan industri pengolahan Sultra.

Selanjutnya, penyelenggaraan event di Sultra yang sebelumnya tertunda dan dijadwalkan kembali secara offline pada tahun 2022 diperkirakan akan mendorong kinerja konsumsi. Kemudian, membaiknya konsumsi masyarakat yang mendorong perbaikan kinerja perdagangan selaras dengan percepatan vaksinasi dosis lengkap dan perkembangan Covid-19 yang semakin melandai.

Berlanjutnya proyek pembangunan fisik pemerintah, realisasi investasi beberapa pelaku usaha sektor pengolahan nikel serta beroperasinya bendungan Ladongi yang berpotensi berdampak positif bagi sektor pertanian.

Namun, ada beberapa faktor yang harus diantisipasi karena berpengaruh untuk menurunkan perekonomian Sultra yaitu penurunan pagu anggaran dari pemerintah pusat dan TKDD pada tahun 2022 sebesar -8,62 persen (yoy). Adanya varian Covid-19 Omicron berpotensi menyebabkan pengetatan PPKM dan pembatasan mobiltas di sejumlah daerah yang berdampak pada tertahannya konsumsi masyarakat secara umum.

Pemberlakuan peraturan pemerintah terkait perikanan yang membatasi operasional kapal di atas 30 GT di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 yang dijadikan sebagai spawning ground sehingga berpotensi menurunkan jumlah armada kapal bertonase di atas 30GT. Potensi lanjutan energy crunch di Tiongkok yang dapat mendisrupsi perbaikan kondisi ekonomi Tiongkok.

Adapun upaya BI Sultra dalam meningkatkan perekonomian di tahun 2022 yaitu dengan menekankan pada 4 aspek. Pertama, dengan pengembangan UMKM dalam hal ini pengembangan klaster, onboarding UMKM, capacity building, business matching, penguatan kelembagaan, dan sebagainya serta sinergi kegiatan dan penyelenggaraan event yang mendukung program bangga buatan Indonesia dan karya kreatif Indonesia.

Kedua, pengembangan pariwisata dengan pembentukan klaster untuk mendukung pengembangan pariwisata di beberapa daerah di Sultra seperti Tanjung Malaha Kabupaten Kolaka, Desa Pajam Wakatobi. Program sosial BI pada beberapa destinasi wisata di Sultra seperti Labengki, Nambo, Wakatobi, dan lainnya.

Strategic advisory ke Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pengembangan destinasi wisata di Sultra termasuk KPSN Wakatobi dan sinergi penyelenggaraan bangga berwisata di Indonesia.

Kemudian ketiga, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dengan sinergi bersama stakeholder EkSyar (MUI, Kemenag, BPJPH, BWI, MES, DMI, BAZNAZ, dan lainnya) dalam berbagai program pengembangan UMKM syariah. Inisiasi gerakan wakaf tunai, pengembangan kemandirian ekonomi pesantren. Fasilitasi sertifikasi halal, dan berbagai program pengembangan UMKM syariah serta sinergi penyelenggaran road to fesyar.

Keempat yaitu mendorong digitalisasi perekonomian dengan perluasan akseptasi QRIS bagi UMKM. On boarding UMKM pada marketplace dan mendorong UMKM terhubung lembaga keuangan formal. Mendorong cashless society melalui edukasi dan capacity building. Selanjutnya membentuk TP2DD dalam mendorong perluasan implementasi ETP serta pilot project pengembangan digital farming pada klaster padi sawah. (B)

 


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini