ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sesosok bayi yang baru berumur 38 hari terbaling lemas tak berdaya di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Djafar Harun, Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Anak dari Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Lanci (30) dan Sukma (28) warga Desa Nimbuneha Kecamatan Ngapa itu terlahir dengan kondisi yang memprihantikan.
Bayi malang ini terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Kondisi keluarganya serba kekurangan, karena sang Ayah hanya pekerja serabutan yang tak memiliki penghasian apapun selain menjadi buruh tani di kebun milik orang lain.
Lanci, ayah bayi itu sudah pasti mengingkan anaknya untuk lahir ke dunia ini dengan kondisi normal seperti bayi pada umumnya. Namun ia tak bisa membawa isterinya ke Puskemsas terdekat di daerahnya untuk melakukan persalinan karena kondisi Sukma saat itu dikhawatirkan akan melahirkan di jalan karena jarak rumahnya dengan Puskemas mencapai 5 kilo meter.
“Waktu mau melahirkan, saya sudah siap-siap bawa ke Puskesmas. Tapi bidan desa bilang sudah tidak bisa ke Puskesmas, jadi melahirkan di rumah saja,” kata Lanci kepada awak ZONASULTRA.COM, Sabtu (21/4/2018)
Pasca persalinan anak keduanya itu, sebenarnya Lanci sudah pasrah dengan kodisi kesehatan putranya yang semakin hari kian memprihatinkan. Barat badan bayinya terus menyusut, kulitnya mengering dan hanya perut yang membesar. Dengan berbekal harapan untuk sembuh, dia membawa mencoba mengobati anaknya dengan pengobatan alakadarnya di rumahnya.
“Saya pasrah saja, karena tidak punya uang untuk berobat,” ujar Lanci dengan wajah putus asa.
Bidan Desa Nimbuneha Mirnawati mengatakan, saat pertama lahur, bayi itu memiliki bobot sekitar 3,5 kilogram dan tidak ada tanda-kelainan pada tubuhnya. Begitu juga dengan sang ibu yang tak merasakan kelainanan apapun saat kehamilannya.
“Saat lahur tanggal 16 Maret lalu, sekitar pukul 05.00 WITA, anak itu tanggal 16 Maret Lalu dalam keadan sehat dan normal dengan berat badan 3,5 kg,” kata Mirnawati.
Namun seteleh beberapa hari pasca kelahiran, dia dikabari jika bayi Lanci dan Sukma itu mengalami sakit dengan kondisi badan yang mulai menyusut.
“Orang tuanya yang takut bawa ke Puskesmas seperti dia sembunyikan penyakit anaknya. Kasian dia biarkan begitu. Katanya takut, karena tidak punya uang,” tambahnya.
Direktur Umum (Dirut) RSUD Djafar Harun, Syarif Nur menyatakan bahwa bayi terebut kini telah ditangani oleh dokter ahli anak. Dan sampai saat ini, berat badan sang bayi juga sudah mulai mengalami perkembangan yang menggembirakan.
“Penyebabnya utamanya karena lambatnya penangan medis, dimana pihak keluarga yang cendrung bertahan mengandalkan pengobatan tradisional.
Setelah empat hari dirawat di sini, berat badannya sudah naik 6 ons,” kata Syarif.
Dia juga menjelaskan, hasil analisa dokter menemukan adanya penyakit pada usus bayi itu. Kondisi ini bisa dipengahi karena dia tidak mendapatkan asupan gizi yang baik sejak prose kelahirannya, sehingga sang bayi mengalami Buang Air Besar (BAB) terus menerus dan sempat mengeluarkan darah.
“Tindakan medis yang di lakukan, memberikan anti biotik dan susu bernutrizi tinggi karena gangguang nutrisi pasca lahir biasa terjadi,” tambahnya.
Terkait biaya perawatan medis bayi ini, Syarif memastikan pihaknya tidak akan membebankannya kepada Lanci dan Sukma. Sebab, pihak rumah sakit yang akan menanggulanginya. Bahkan, pasca keluar natinya, pihaknya akan terus memantau perkembangan bayi itu hingga benar-benar pulih. (C)