KEBUN MERICA – Bupati Konawe Utara Ruksamin memeriksa buah merica di kebun miliknya yang berada di Desa Pondoa, Kecamatan Wiwirano, sebagai salah satu kegiatannya dalam mengisi hari libur di bulan suci ramadhan, Rabu (21/6/2017). (Jefri/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Setiap orang memiliki cara sendiri dalam mengisi liburannya. Apalagi liburan itu bertepatan dengan moment pelaksanaan ibadah puasa ramadhan. Seperti yang dilakukan oleh Bupati Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin.
Ditengah kesibukannya mengurusi nasib masyarakatnya, moment libur di bulan ramadhan ini dimanfaatkanya dengan menghabiskan waktu di kebun merica miliknya yang berada di Desa Pondoa, Kecamatan Wiwirano yang berjarak sekitar 30 kilo meter dari ibu kota Wanggudu.
Berkaos orange dipadukan dengan celana panjang, bapak dua anak ini terlihat sibuk memperhatikan pertumbuhan buah merica yang ditanam diatas lahan empat hektar miliknya. Satu persatu, secara bertahap dirinya membersihkan serta buah yang ditanaminya itu. Sesekali dia meraih segempal pupuk lalu menyisipkannya di sela-sela akar pohon yang tertimbun tanah.
“Kita berikan pupuk agar tetap awet, terjaga dan menghasilkan buah yang baik,” kata Ruksamin, saat ditemui di kebunnya.
Dia mengibaratkan kebun mericanya seperti rumah yang berisikan anggota keluarga. Sehingga harus dijaga, dirawat dan diperhatikan agar ketika kita mengunjunginya akan terasa tenang, nyaman dan tentram.
“Saya punya tugas banyak. Dan terus memikirkan kemajuan daerah ini, saya harus pintar-pintar mencuri waktu luang menikmati indahnya hidup. Kalau tidak ada hiburan kan bisa stres, apalagi bulan puasa bengini. Dari pada saya lakukan hal-hal yang tidak berguna, lebih baik saya berkebun. Selain hasilnya bisa dinikmati juga ada tempat refreshing,” katanya sembari memandang buah merica yang mulai bermunculan.
Menurutnya, sebagai ciptaan Tuhan, manusia harusnya bisa memanfaatkan bakat yang dimiliki tanpa harus bermalas-malasan. Dia mencontohokan dirinya yang terlahir dari keluarga petani kampung di bumi Oheo itu, selalu mengingat amanah orang tuanya agar giat berusaha tanpa melihat status pekerjaannya. Yang penting halal dan senantiasa berbagi kepada orang yang membutuhkan.
“Saya pekerja kasar, lahir bukan dari turunan orang kaya. Saya dulu menjual kelapa, koran dan tinggal di rumah orang saat bersekolah dengan tujuan agar saya dapat terus menjejaki pendidikan dan meraih cita-cita. Untuk saya pribadi, tidak ada kata malu. Kalau malu hidup kita akan susah,” terangnya.
Pria bergelar Doktor ini, mengamini sebagian harta yang dimilikinya terdapat hak-hak orang lain yang harus disumbangkan. Olehnya itu, dengan niat tulus sebagaian dari hasil kebun merica yang telah digarapnya dalam satu tahun itu bakal dia sumbangkan kepada farkir-miskin yang betul-betul berhak menerima.
“Keberhasilan hidup kita tak lepas dari doa orang tua, saudara, keluarga dan fakir miskin yang membutuhkan uluran tangan. Untuk itu jangan takut untuk bersedekah, karena itu akan memberisihkan harta dan jiwa kita. Apa lagi dibulan suci ramadhan. Ini betul-betul membawa keberkahan untuk kita,” katanya.
Wakil Bupati Konut di era Aswad Sulaiman ini juga berpesan kepada masyarakatnya agar selalu memiliki semangat dalam bekerja dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang dapat merugikan diri sendiri.
“Tak ada yang sempurna dalam menjalani hidup. Semua butuh proses untuk bisa menjadi yang lebih baik. Sebagai putra daerah yang diberi amanah, saya akan terus berusaha membangun tanah kelahiran saya dan memberikan kesejatraan yang lebih baik untuk masyarakat,” imbuhnya. (C)
Reporter: Jefri Ipnu
Editor: Abdul Saban