ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) menanggapi soal tumpukan sampah yang kini mengotori lingkungan ruang terbuka hijau (RTH) di Kecamatan Rumbia. DLH mengakui, jika pelayanan kebersihan lingkungan di daerah itu masih cukup minim atas beberapa alasan.
Kepala DLH Bombana, Siti Sapiah menegaskan, hadirnya DLH sebagai instasi penegak retribusi yang dipungut dari sampah warga itu telah berupaya membenahi sampah yang berserakan. Namun, meskipun telah disediakan tempat pembuangan sampah (TPS), warga pun masih juga lalai bahkan membuang sampah di sembarang tempat.
” Kami sebagai penegak retribusi tentang persampahan telah melimpahkan kepada instansi oenegak peraturan daerah (Perda) soal penertiban warga dalm membung sampah. Kami pula sudah bekerja sesuai standar operasional prosesur (SOP), sampah warga yang berserakan kerap kami rapikan,” tegas Siti Sapiah di ruang kerjanya, Kamis (14/3/2019).
“Lokasi RTH dengan kondisi sampah yang menumpuk itu merupakan tempat transit sampah sementara, karena TPS di wilayah ibukota selalu penuh. Sehingga, kami menempatkan di lokasi itu sebelum dimuat truk menuju tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang kini berada di Kecamatan Lantowua, Ratowatu Utara,” ujarnya.
Lokasi itu, lanjut dia, menjadi alternatif bagi pihak DLH untuk menyimpan sampah sementara waktu. Sebab, kendaraan truk pengangkut sampah yang beroperasi hanya dua unit saja.
“Ada beberapa unit yang selama ini diaktifkan memuat sampah, namun semua mengalami kerusakan dan menyisakan dua unit karena rusaknya akses jalan menuju TPA,” ungkapnya.
Rusaknya kondisi jalan itu menjadi penyebab atas lumpuhnya pergerakan DLH dalam mengevakuasi sampah yang terkumpul di TPS.
“Kasian juga kan petugas kami yang mengantar sampah ke TPA, seharusnya ketika pergi subuh mereka harus pulang pukul 08.00 Wita pagi, tapi karena rusaknya jalan karena musim hujan, mereka malah pulang siang,” terangnya.
Karenanya, pihaknya telah merencanakan untuk tahun ini berupa penambahan 25 unit TPS, 1 unit mobil dan tiga unit gerobak motor untuk memaksimalkn proses evakuasi sampah di wilayah ibukota.
” Kami hanya ingatkan untuk warga, sebaiknya sampah itu dibungan di dalam TPS, jngan dibuang diluarnya, sebab diaitu juga kita membuka peluang bagi hewan untuk mengobrak abrik sampah hingga berserakan,” tutupnya. (b)