ZONASULTRA.COM,KENDARI– Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra berhasil mencatatkan kinerja perekonomian yang melampaui level sebelum terjadinya pademi dan tumbuh 3,97 persen year on year (yoy) pada triwulan III 2021. Angka itu lebih baik dibanding capaian perekonomian nasional yang tumbuh 3,51 persen (yoy).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra Taufik Ariesta Ardhiawan mengatakan, keberhasilan tersebut tak terlepas dari sinergitas yang terbangun antara pihaknya dengan pemerintah daerah serta seluruh stakeholder terkait. Sehingga ekonomi Sultra bisa tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Di antaranya faktor yang menjaga pertumbuhan ekonomi di Sultra adalah melalui upaya dan sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berhasil mengendalikan inflasi Sultra sepanjang 2021 berada pada tingkat yang rendah. Hingga Oktober2021, inflasi Sultra tetap stabil dan terkedali sebesar 2,56 persen (yoy) atau berada dalam range target sasaran inflasi Nasional 3±1 persen .
Inflasi pada tahun 2021 lebih tinggi daripada tahun sebelumnya selaras dengan peningkatan mobilitas yang disertai dengan perbaikan daya beli masyarakat. Kemudian, kolaborasi yang erat antara BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di daerah berhasil menjaga stabilitas sistem keuangan di Sultra sepanjang tahun 2021.
Hal itu tercermin dari intermediasi, perbankan yang terus mendukung dunia usaha dengan penyaluran kredit, pada Oktober 2021 mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,76 persen (yoy). Akselerasi penyaluran kredit tersebut juga disertai dengan kualitas penyaluran yang sangat baik dimana non performing loan (npl) secara gross hanya tercatat sebesar 1,80 persen.
Secara spesifik bila dilihat dari jenis usahanya, penyaluran kredit ke UMKM tumbuh sebesar 8,24 persen (yoy) dengan npl gross yang tercatat sebesar 3,85 persen. Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan terus tumbuh positif sebesar 8,41 persen (yoy). Dari sisi pangsa, perbankan syariah menyalurkan 5,39 persen dari total kredit perbankan di Sultra dan 5,17 persen dari total DPK keseluruhan.
“Pada sistem pembayaran, BI selalu berkomitmen untuk memastikan sistem pembayaran berjalan aman, efisien, lancar, dan andal. Ke depan, sebagai bentuk inovasi berkelanjutan, BI akan menghadirkan BI-FAST, sebuah infrastruktur sistem pembayaran ritel yang menjamin transaksi real time,” ungkapnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Salah Satu Hotel Kendari, Rabu (24/11/2021).
Lebih lanjut disebutkan hingga Oktober 2021, total transaksi non tunai melalui SKN-BI dan BI-RTGS tercatat sebesar Rp 16,8 triliun atau meningkat sebesar 15,6 persen (yoy). Hal ini selaras dengan shifting preferensi masyarakat untuk transaksi di era digital dan masa pandemi.
BI Sultra juga secara konsisten melayani kebutuhan uang untuk transaksi tunai dengan memastikan uang beredar yang tepat kuantitas maupun kualitas. Untuk mendukung hal tersebut, BI Sultra memiliki 2 lokasi kas titipan yaitu di Kolaka dan Baubau. Tidak hanya melalui perbankan, layanan langsung kepada masyarakat juga diberikan melalui Kas Keliling yang menjangkau hingga wilayah terluar Sultra.
“Pada bagian akhir sambutan ini, perkenankan kami menyampaikan pandangan kami terkait kondisi perekonomian Sultra pada tahun 2021 dan 2022,” ujarnya.
Mencermati dinamika perkembangan ekonomi terkini, Bi Sultra memperkirakan perekonomian Sultra 2021 akan tumbuh positif, lebih tinggi dibanding tahun 2020. Kondisi perekonomian global yang membaik didukung oleh aktivitas masyarakat serta peningkatan konsumsi pemerintah dan investasi menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Sultra.
Namun ditekankan bahwa kunci dari pemulihan ekonomi adalah peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha sangat tergantung pada penanganan sisi kesehatan.
Untuk 2022, dengan memperhatikan perkembangan perekonomian terkini di tingkat global,nasional dan regional, perekonomian Sultra akan melanjutkan tren pemulihannya. Pada tahun tersebut, pula BI memperkirakan perekonomian Sultra akan menuju tingkat pertumbuhan normalnya. Komitmen Pemerintah untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi, normalisasi aktivitas masyarakat, peningkatan aktivitas industri yang disertai bertambahnya pelaku usaha serta terus membaiknya distribusi dapat menjadi motor utama perekonomian Sultra pada tahun 2022.
“Meskipun demikian, ketidakpastian global terutama kondisi ekonomi mitra dagang utama perlu menjadi perhatian bersama,” tukasnya.
Taufik menambahkan momentum berlanjutnya pemulihan ekonomi ini, Bi Sultra terus mendorong sinergi untuk mendorong perekonomian Sultra ke level yang lebih tinggi. Hilirisasi yang sudah dilakukan untuk beberapa komoditas adalah hal yang baik yang perlu terus didorong dan diperluas sehingga memberikan nilai tambah secara optimal.
Sinergi juga diperlukan untuk mendorong kinerja sektor pertanian, perkebunan dan perikanan dengan mengedepankan peningkatan nilai tambah yang berkelanjutan. Selain itu, potensi pariwisata yang dimiliki juga dapat dimaksimalkan kembali dengan perencanaan yang matang sehingga dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat secara luas.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Nur Endang Abbas menyampaikan apresiasi kepada BI, OJK serta seluruh kepala daerah di Sultra serta stakeholder terkait atas kerja keras menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sultra tetap positif di tengah pandemic Covid-19.
Menurutnya, pemerintah daerah saat ini terus mendorong sumber perekonomian baru di luar industri pertambangan diantaranya yakni pertanian, perikanan dan perkebunan. Salah satunya dengan meningkatkan infrastruktur untuk mendorong distribusi barang bisa berjalan dengan baik. Mulai dari pembangunan jalan dan pelabuhan serta infrastruktur pendukung lainnya.
“Terlepas dari itu semua kami berharap kita semua dapat memberikan iklim investasi yang baik untuk para investor yang akan masuk di Sultra. Apalagi di tengah kondisi pemulihan ekonomi dan ini menjadi momentum untuk kita semua bisa bekerja bersama,” ungkap Endang saat membacakan sambutan Gubernur Sultra dalam acara tersebut.
Untuk diketahui, Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2021 mengangkat tema “Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi” diselenggarakan secara virtual pada hari ini Rabu (24/11/2021) di Jakarta. PTBI 2021 dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia akan mengupas tuntas prospek perekonomian dan arah kebijakan 2022.
Sementara itu di Sultra, acara PTBI Tahun 2021 turut dihadiri sejumlah kepala daerah yang ada di Sultra yang dirangkaikan dengan pemberian BI Sultra Award kepada sejumlah daerah dan stakeholder yang turut mendukung BI dalam menjalankan tugasnya di daerah.
Adapun daftar pemenang BI Sultra Award 2021 yakni Kota Kendari sebagai daerah terdigital berdasarkan indeks Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD). Kemudian, Buton Tengah (Buteng) sebagai daerah terinisiatif dalam implementasi Electronic Trading Platform (ETP) atau kemandirian pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Konawe Kepulauan (Konkep) sebagai daerah penyusun roadmap TP2DD tercepat, Wakatobi sebagai daerah yang paling mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah melalui komitmen dan dukungan kepala daerah.
Kemudian, Muna sebagai daerah yang paling inisiatif dalam pengendalian inflasi melalui program unggulan yang dinilai efektif oleh akademisi dan pemerintah provinsi. Kota Baubau sebagai kota paling inovatif dalam pengendalian inflasi.
Selanjutnya, Bank Mandiri sebagai bank pendukung elektronifikasi terbaik dengan akuisisi QRIS terbesar, Link Aja sebagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) mitra QRIS terbaik. BRI sebagai bank pendukung UMKM terbaik dengan penyaluran kredit kepada UMKM terbanyak.
Bank Sultra sebagai bank pendukung kegiatan pengolahan uang rupiah terbaik melalui pelaporan uang palsu, proyeksi dan realisasi setbay dan pelayanan penukaran uang. PT Antam UPBN Pomalaa sebagai responden survei terbaik dan Saguku sebagai UMKM go digital terbaik.