ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Wakatobi, Eliati Haliana melakukan studi banding tenun di stan pameran Kabupaten Muna pada pameran Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di pelataran tugu MTQ Kendari, Senin (8/2/2022).
Eliati Haliana mengatakan, beberapa pertemuan di dekranasda, ia melihat tenun Muna terkenal dan maju sehingga menjadi inspirasi. Jenis tenun yang dilirik Eliati dalam melakukan studi banding tersebut yakni tenun jenis shobi.
“Saya berharap dengan saya masuk di dalam tadi saya bisa melihat, kemudian bisa saya masukkan pada penenun kami di Wakatobi sebagai studi banding kita sebagaimana shobi di Muna bisa berkembang,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, ciri khas tenun di Wakatobi adalah tenun ikat. Jenis tenun shobi juga telah ada di Wakatobi, namun Heliana mengupayakan untuk meningkatkan corak maupun desain motif yang baru mulai dikembangkan. Kata dia, di stan pameran Wakatobi juga memamerkan tenun shobi motif perempuan tarian lariangi.
Selain itu, penenun dari Desa Masalili Kabupaten Muna, Musrifa menjelaskan, motif shobi ini menggunakan teknik tingkat tinggi, motif yang dibuat tidak menembus belakang kain atau cuma pada sisi luar saja sehingga tampak indah dilihat dan nyaman dipakai.
“Tenun jenis ini kelihatan lebih rapi dan padat, seperti menggunakan teknologi mesin bordir padahal dibuat menggunakan tangan,” kata Musfira yang didampingi Koordinator Pameran bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Zulfakar.
Pembuatannya sendiri menggunakan gedokan dan alat tenun bukan mesin (ATBM) dan diproduksi paling banyak di Desa Masalili, Kabupaten Muna. Di desa tersebut juga memiliki sanggar tenun yang dibiayai oleh APBN.
Sedangkan untuk pasaran, Musfira mengatakan sudah dipasarkan ke luar daerah, bahkan sudah mendunia. Harga tergantung motif, mulai paling rendah Rp350 ribu jenis tenun shobi biasa dan paling tinggi Rp2 juta jenis motif shobi lengkap. (b)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati