ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi, bersama kepala sekolah dan guru bimbingan konseling, guna membahas pembentukan satuan tugas (Satgas) antinarkoba di lingkungan pendidikan khususnya tingkat SMA/SMK sederajat.
Kepala BNNP Sultra, Brigjen Pol Ghiri Prawijaya mengatakan tujuan rapat koordinasi tersebut adalah untuk melakukan konsolidasi bersama jajaran pendidikan terkait upaya-upaya dan inovasi yang akan dilakukan dalam memberikan edukasi bahaya narkoba di lingkup pendidikan.
“Kegiatan ini memetakan penggiat antinarkoba di lingkungan pendidikan yang akan menjadi satgas/penggiat/relawan antinarkoba dengan melaksanakan penyuluhan, bimbingan konseling bahaya penyalahgunaan narkoba kepada guru pegawai dan siswa-siswi yang ada di lingkungan kerja masing-masing,” kata Ghiri, usai membuka kegiatan tersebut, di Kendari, Kamis, (18/6/2020).
Menurut Ghiri dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dapat menekan angka pengguna narkoba. Karena, kata dia, jika pengguna berkurang maka pengedar juga akan berkurang sehingga bisa memutus rantai penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di daerah itu.
“Kita tidak bisa menghilangkan narkoba, tapi kita bisa memperkecil limited-nya dengan cara melakukan edukasi kepada masyarakat. Jangan sampai kami BNN dan Polri terus melakukan penangkapan-penangkapan terhadap bandar tetapi penggunanya tetap, sehingga berakibat harga semakin mahal. Justru seseorang semakin ingin berdagang di tempat itu. Jadi kalau tidak ada pengguna tidak ada penjual,” jelas Ghiri.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Asrun Lio berharap dengan kegiatan tersebut bisa memunculkan berbagai inovasi-inovasi baru dari para guru khususnya kepala sekolah sebagai garda terdepan dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika.
“Karena SMA itu adalah generasi usia rentan terhadap penyalahgunaan ini (narkoba), sehingga kita harapkan nanti para guru atau para kepala sekolah sudah ada satgas-satgas yang dibentuk yaitu satgas-satgas antinarkoba,” ungkapnya.
“Dan kita harapkan ini berkelanjutan bukan bukan hanya dibentuk saja tetapi nanti ada kegiatan-kegiatan yang terintegrasi dengan pelajaran-pelajaran di sekolah. Jadi yang paling mungkin itu pelajaran yang bisa diintegrasikan bisa Penjaskes, PKN, mungkin juga bisa ada Biologi,” tambahnya.
Untuk diketahui pelaksanaan rapat koordinasi pemberdayaan masyarakat antinarkoba tersebut dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan salah satunya dengan menjaga jarak, menggunakan masker serta sebelum masuk ke ruangan para peserta terlebih dahulu menggunakan hand sanitizer. (b)