ZONASULTRA.ID – Di salah satu sisi Pulau Buton berdiri tebing megah yang menjulang di sepanjang pesisir. Tebing dengan dinding batu yang kokoh dan terjal ini, tampak gagah menantang kekuatan alam yang datang dari lautan luas.
Di puncak tebing ini dibangun berbagai fasilitas wisata agar pemandangan yang terbentang dapat dinikmati dengan maksimal. Lokasi wisata ini adalah Waburi Park yang di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dari puncak Waburi Park, lautan biru yang tak berujung tampak berkilauan di bawah sinar matahari, sementara ombak-ombak besar menghantam kaki tebing dengan suara gemuruh yang penuh kekuatan.
Setiap kali ombak datang, percikan air laut yang dingin terbang menembus udara. Ini adalah harmoni yang indah antara kekuatan dan ketenangan, antara daratan yang kokoh dan lautan yang dinamis.
Pepohonan dan semak-semak liar tumbuh di celah-celah tebing, memberikan sentuhan hijau yang kontras dengan kelabu batu dan biru laut. Di beberapa bagian tebing, terdapat lubang-lubang kecil yang menjadi tempat berlindung bagi berbagai makhluk laut dan hewan-hewan liar, menambah misteri dan keunikan tempat ini.
Tebing yang telah bersolek dengan segala fasilitasnya ini juga jadi tempat yang sempurna untuk berburu golden sunset atau senja keemasan. Ini adalah momen saat matahari terbenam menghasilkan cahaya hangat dan warna-warna spektakuler di langit, terutama warna jingga dan kuning keemasan.
Fenomena alam golden sunset ini seringkali menjadi pemandangan yang memukau dan banyak diburu oleh fotografer maupun wisatawan untuk mengabadikannya.
Golden sunset di Waburi Park terjadi saat cuaca cerah. Ketika matahari mendekati cakrawala, warnanya berubah dari kuning terang menjadi oranye keemasan. Cahaya ini merambat ke seluruh penjuru langit, menciptakan semburat warna yang bercampur dengan nuansa merah, jingga, dan ungu.
Awan-awan di langit, yang seharian tampak putih dan tak mencolok, berubah menjadi gumpalan berwarna emas dan merah muda. Di bawah, ada lautan yang memantulkan cahaya keemasan ini, menjadikan airnya berkilau seperti permukaan cermin yang dihiasi serpihan emas.
Kita memandang fenomena tersebut dari puncak Waburi Park. Sungguh mempesona dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Apalagi, bersama dengan mereka orang-orang terkasih.
Pengelolaan Wisata
Destinasi wisata Waburi Park dikelola oleh Pemerintah Desa Gaya Baru melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bekerja sama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat.
Sekretaris BUMDes Gaya Baru Faradilah mengatakan, Waburi Park merupakan destinasi wisata yang terletak di atas tebing. Di bawahnya terhampar lautan luas. Pegunungan dan rumah-rumah penduduk menambah keindahan pemandangan di tempat ini. Apalagi jika warna jingga matahari mulai menyapa, tentu pemandangannya semakin memesona.
“Waburi Park itu menawarkan tiga hal, ada gunung, hamparan laut luas, dan tentu yang menjadi primadona adalah panorama sunset,” kata Faradilah, 14 Agustus 2024.
Keindahan sunset di Waburi Park ini sudah dinikmati oleh Ryo Muhamad, salah satu praktisi wisata di Sultra. Menurutnya, visual sunset di Waburi Park salah satu yang paling mempesona.
“Daya tarik utama dari Waburi Park ini tentu spot untuk menikmati sunset-nya. Kemudian bisa foto-foto dengan view pemandangan laut dan gunung. Jadi, kalau berkunjung ke sana, aktivitas yang wajib pasti menikmati sunset dan berswafoto,” ungkap Ryo.
Menurut Ryo, pengelola harus lebih memikirkan lagi daya tarik atau atraksi tambahan bagi pengunjung yang berkunjung ke Waburi Park.
“Karena sayang sekali kalau jauh-jauh ke sana hanya mau lihat sunset. Jadi sebaiknya diimbangi dengan atraksi lain,” kata Ryo.
Ryo berharap di Waburi Park nantinya akan ada spot jumping, apalagi letaknya yang berada di tebing. Namun, saat berkunjung Desember 2023, dirinya belum sempat melakukan survei untuk menemukan titik yang cocok dijadikan spot jumping.
Selain itu, bagi yang ingin diving atau snorkeling, di perairan Desa Gaya Baru juga terdapat beberapa spot untuk menyelam. Hanya saja jika berencana ingin menyelam, pastikan untuk membawa peralatan sendiri.
Waburi Park sendiri diangkat dari nama bunga yang tumbuh endemik di Desa Gaya Baru, yaitu Kamba Waburi. Keunikan bunga ini dalam satu pohon bisa mekar dengan 7 warna, tumbuh alami tanpa campur tangan manusia .
Fasilitas Penunjang di Waburi Park
Menurut Ryo, fasilitas penunjang di Waburi Park cukup memadai. Fasilitas di sana dirancang dan dibangun sesuai kebutuhan pengunjung.
Di Waburi Park sudah terdapat gazebo, toilet, dan musala. Bagi yang mau menikmati makan dan minum, dapat membelinya pada gerai-gerai kuliner yang ada di sana.
Faradilah mengatakan pembangunan fasilitas di Waburi Park dilakukan secara bertahap karena anggarannya memang murni berasal dari dana desa. Dari master plan, saat ini yang terealisasi baru mencapai 30 persen.
“Saat ini yang kita bangun baru fasilitas umum seperti gazebo, toilet, musala, ada meeting room juga. Kalau mau nginap juga ada homestay, tetapi kami pakai rumah-rumah warga,” kata Faradilah.
Menariknya, semua fasilitas yang ada di kawasan Waburi Park bisa dinikmati gratis oleh pengunjung. Cukup membayar biaya masuk saja sebesar Rp5 ribu per orang. Namun, karena gazebo masih terbatas hanya ada enam unit maka siapa yang datang paling awal itulah yang berhak menggunakan gazebo tersebut.
“Biasanya kan tempat wisata itu beda biaya masuk, beda lagi sewa gazebo, tapi di Waburi Park cukup bayar biaya masuk sudah bisa menikmati semua fasilitas di dalamnya,” kata Faradilah.
Akses ke Waburi Park
Desa Gaya Baru berjarak sekitar 62 kilometer dari Kota Baubau, yang dapat ditempuh kurang lebih selama satu setengah jam.
Jika dari arah ibu kota Kabupaten Buton Selatan, Batauga, berjarak sekitar 52 kilometer. Akses jalan menuju desa ini lancar dan dalam kondisi teraspal baik.
Selain wisata buatan seperti Waburi Park, Desa Gaya Baru juga memiliki potensi wisata alam seperti tebing, tanjung, dan pantai.
Desa ini juga memiliki wisata sejarah. Salah satunya ada situs peninggalan berupa ceruk yang masih meninggalkan jejak masa lalu berupa tulang belulang dan tengkorak dengan ukuran lebih besar dari kerangka manusia saat ini.
Lalu, ada wisata budaya etnis Burangasi yang kegiatan adatnya masih rutin dilaksanakan setiap tahun. (*)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma