ZONASULTRA.COM, KENDARI – Entah siapa yang pertama kali memulai, Pelabuhan Bungkutoko, Kota Kendari kini telah menjadi tempat favorit baru warga ibukota Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk bersantai, apalagi di bulan puasa seperti saat ini. Ketika subuh menjelang, pelabuhan ini mulai ramai dikunjungi warga yang ingin menghirup sejuknya udara pagi sambil menyaksikan matahari terbit.
Di tempat ini, tak hanya matahari pagi dengan warna kemerah-merahan yang akan menyapa para pengunjung, pemandangan langit yang cerah ditambah birunya laut, hempasan deru ombak dan desisan angin pagi adalah isyarat alam yang sayang untuk dilewatkan. Belum lagi kapal dan perahu nelayan yang lalu lalang di sekitar pelabuhan menambah indahnya pemandangan di sekitar pelabuhan.
Berkunjung ke Pelabuhan Bungkutoko di pagi buta tentu tidak akan rugi. Meski harus berbalut dengan dinginnya udara pagi, puluhan warga tetap merasa nyaman datang ke pelabuhan ini bercengkerama bersama keluarga, saudara, ataupun teman-teman sambil menantikan munculnya sang raja langit dari ufuk timur.
Nuning misalnya, hampir setiap pagi dirinya berkunjung ke pelabuhan ini untuk sekedar jalan-jalan sambil menikmati suasana pagi. “Sering ke sini soalnya dekat dari rumah, jadi setiap habis sholat subuh pasti jalan-jalan ke sini, apalagi banyak juga orang yang datang,” ujarnya, Minggu (5/7/2015).
Pelabuhan Bungkutoko terletak tidak begitu jauh dari pusat Kota Kendari. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di pelabuhan yang akan menjadi pelabuhan kontainer ini dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Awalnya, Bungkutoko hanyalah sebuah gugusan pulau kecil yang hanya bisa diakses dengan menggunakan perahu mesin atau yang lebih dikenal dengan papalimbang atau ojek laut. Seiring dengan pembangunan Kota Kendari, Bungkutoko perlahan mulai keluar dari “keterisolasiannya” dengan dibangunnya jembatan kuning yang membuat akses Bungkutoko ke pusat ibukota (Kendari) dan sebaliknya semakin singkat.