ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, dijadwalkan akan melakukan peletakan batu pertama jembatan Bahteramas besok, Jumat (19/8/2016) pukul 09.00 Wita. Berdasarkan pantauan awak zonasultra.id di lokasi, sejumlah persiapan tengah disiapkan pemerintah untuk pelaksanaannya besok.
Kegiatan itu sesuai dengan agenda Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam dalam perayaan HUT ke-71 RI, sebelumnya dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 15 Agustus kemarin.
Kepala Biro Humas Setda Provinsi Sultra, Kusnadi mengungkapkan pelaksanaan peletakan baru pertama jembatan yang dananya bersumber dari APBN 2015-2017 tersebut akan dihadiri oleh Menteri PUPR.
Mega proyek yang nantinya akan menghubungkan Kota Lama kecamatan Kendari dengan Lapulu kecamatan Abeli ini, direncanakan KemenPUPR akan dibangun melintasi Teluk Kendari dengan lama perencanaan pembangunan berlangsung selama 3 tahun dengan masa pemeliharaan 3 tahun.
Kemudian, tender proyek yang dimenangkan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) tersebut akan memakan anggaran sekitar 729 miliar rupiah. Dimana secara fisik pengerjaan jembatan dimulai Desember tahun lalu, dan saat ini proses pembangunan jembatan tengah berlangsung.
Pembangunan proyek ini sempat menimbulkan polemik dan kontraversi di kalangan masyarakat ataupun pemerintah. Mulai dari demo yang dilakukan sejumlah aktivis dan masyarakat yang akan menjadi korban penggusuran, karena dinilai telah menghilangkan salah satu situs sejarah yang dijadikan ciri khas lahirnya kota Kendari.
Salah satunya datang dari Anggota Komisi V DPR RI asal Sultra, Ridwan Bae saat melakukan kunjungan kerja bulan Maret lalu. Ia mengatakan bahwa sebenarnya Menteri PUPR dan Presiden pun tak menyetujui proyek pembangunan tersebut, namun karena perencanaan proyek ini dimulai sebelum masa pemerintahan Jokowi-JK akhirnya tetap dilanjutkan.
“Selain itu juga proyek ini telah menelan biaya, mulai dari ganti rugi bangunan yang tealah diratakan dengan tanah,” ungkapnya.
Sebelumnya juga, Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Sultra, Ali Akbar menjelaskan bahwa saat itu masih ada 74 bangunan tersisa yang akan diselesaikan dalam tahap kedua ini, dimana sebelumnya sejumlah ruko telah diganti rugi serta dibongkar.
Kemudian, untuk pelaksanaan penataan kawasan jembatan Bahteramas, pihaknya akan melakukan pembongkaran seluruh bangunan seusai lebaran tahun ini.
Hingga saat ini, pemerintah provinsi Sultra telah menghabiskan anggaran Rp 10 milliar untuk biaya ganti rugi bangunan dan kembali dianggarkan pada perubahan anggaran tahun 2016 sebesar Rp 19 milliar untuk biaya ganti rugi 74 ruko tersebut.
Selanjutnya, kendala terakhir yang menjadi salah satu alasan terhambatnya pembangunan jembatan yang memiliki panjang sekitar 1.350 meter dengan tinggi 19 meter di atas permukaan laut ini akibat ditemukannya sejumlah titik ranjau aktif oleh TNI AL Kendari, sehingga beberapa bulan lalu yang bertepatan dengan bulan Ramadhan TNI AL bersama SATGAS melakukan penjinakkan ranjau sebanyak 15 titik selama 3 hari.
Sebelum ditemukan 15 titik tersebut, pada bulan Desember tepatnya tanggal 16 Desember 2015 lalu sebuah ranjau ditemukan petugas kontraktor yang tengah melakukan pengerukan di bibir teluk Kota Kendari, untuk proyek pembangunan jembatan Bahteramas menemukan sebuah bahan peledak yang diduga ranjau di kedalaman 3 meter dengan panjang 1 meter.
Pepatah tidak ada usaha yang sia-sia mungkin menjadi salah satu hal yang tepat diberikan kepada pemerintah provinsi Sultra, bagaimana tidak dengan melewati semua polemik akhirnya peletakkan batu pertama yang menjadi tanda pembangunan jembatan Bahteramas hasil perjuangan Nur Alam selama 7 tahun akan dilaksanakan besok. (B)
Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki