ZONASULTRA.COM, KENDARI– Bank Indonesia Kantor Perwakilan Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong penggunaan sistem pembayaran dengan transaksi non tunai dan tunai di masa mendatang.
Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dian Nugraha mengatakan, demi keamanan dan efisiensi waktu, peningkatan transaksi non tunai akan terus dikembangkan. Selain itu, transaksi tunai juga tetap berjalan, dalam hal ketersediaan dan kualitas uang. Sebab, transaksi tunai dan non tunai akan terus ditumbuh kembangkan secara bersamaan.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bidang Manajemen Intern dan Sistem Pembayaran, LM Bachtiar Zaadi menambahkan, jika telah ada Layanan Keuangan Digital (LKD) untuk pelaksanaan transaksi non tunai di Sulawesi Tenggara. Ini sebenarnya, sesuai dengan gambaran gerakan nasional transaksi non tunai.
“Transaksi non tunai yang sudah berjalan saat ini di Sultra yaitu kartu ATM, debit dan kredit,” kata Bachtiar saat konferensi pers di acara pertemuan tahunan Bank Indonesia, di Plaza Inn Kendari, Senin (512/2016) malam.
Sedangkan inklusi keuangan yang terkait dengan keuangan digital sudah dilakukan. Dia mengungkapkan, jika ada beberapa bank yang telah melakukan transaksi non tunai seperti Bank BRI dengan transaksi layanan keuangan digitalnya.
Bachtiar menuturkan, alasan Bank Indonesia mendorong transaksi non tunai yang paling utama adalah karena keunggulan yang dimiliki seperti aman, efisien, dan terhindar dari beberapa resiko seperti kehilangan dan uang palsu. Selain itu, dengan transaksi non tunai akan lebih memudahkan saat bertransaksi.
“Kalau misal kita pegang uang tunai, kemungkinan akan hilangnya sangat tinggi,” katanya.
Dia juga menambahkan saat melakukan transaksi non tunai akan memudahkan dalam proses pengembalian. Sehingga sampai pecahan berapa pun uang kembalian, akan tetap terhitung atau tercatat.
Lebih lanjut Bachtiar menjelaskan, dengan mendorong penggunaan transaksi non tunai, akan mempengaruhi penggunaan uang kartal. Namun, jika melihat sisi signifikansi pengurangan uang kartal tidak akan begitu berkurang. Dan, dari sisi biaya akan berkurang, tetapi uang kartal tetap dibutuhkan oleh masyarakat.
Untuk meningkatkan transaksi non tunai di Sultra, perlu lebih kepada peningkatan infrastruktur, terutama dukungan jaringan telekomunikasi. Namun, kata dia, itulah yang menjadi kendala saat ini di Sultra.
“Seperti di toko-toko atau mall yang menyediakan EDC merchant (mesin gesek kartu), kadang tidak berfungsi, tidak ada sinyal atau apa, terdapat banyak hambatan,” katanya.
Kedepannya BI berharap, jika sudah masuk ke dalam era ekonomi digital, BI akan mendorong perkembangan infrastruktur yang akan mendukung transaksi non tunai tersebut. (A)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Rustam