BI: Inflasi Sultra Juli 2017 Turun Jadi 0,99 Persen

Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, inflasi Sultra pada Juli 2017 sebesar 0,99 persen (mtm). Angka ini menurun jika dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sangat tinggi mencapai 3,24 persen (mtm).

Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono menyebutkan secara spasial penurunan inflasi pada Juli 2017 disebabkan oleh inflasi di Kota Kendari. Sementara, Kota Baubau mengalami peningkatan dan merupakan kota dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia.

Dia menuturkan, penurunan tekanan inflasi pada Juli didorong oleh turunnya harga komoditas bahan makanan terutama komoditas sayur-sayuran seiring dengan mulai normalnya produksi, khususnya di Kota Kendari. Selain itu, bahan bakar rumah tangga juga mengalami deflasi dan merupakan salah satu penyebab penurunan tekanan.

Lanjutnya, tekanan inflasi kelompok volatile food (VF) mengalami penurunan yang signifikan dan merupakan penyebab utama penurunan yang terjadi di periode Juli 2017. Penurunan tekanan inflasi kelompok volatile food hanya terjadi di Kota Kendari. Sementara di Kota Baubau mengalami peningkatan.

Penurunan tekanan inflasi tersebut utamanya disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada komoditas sayuran dengan andil -0,07. Setelah pada periode sebelumnya memiliki andil cukup besar yang mencapai 1,85 persen. Pada Juli, komoditas sayur-sayuran yang mengalami deflasi cukup dalam antara lain bayam, kangkung, sawi hijau, jantung pisang, dan terong panjang.

“Penurunan tekanan inflasi tersebut disebabkan oleh telah kembali normalnya pasokan komoditas tersebut terutama di Kota Kendari. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 11,50 persen (yoy),” kata Minot melalui siaran pers resmi BI Sultra, Jumat (11/8/2017).

Sementara, inflasi kelompok inti dan administered price pada Juli 2017 juga mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan inflasi inti disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan jadi dan sandang seiring dengan kembali normalnya permintaan masyarakat pasca Idul Fitri.

Sedangkan, penurunan inflasi kelompok administered prices didorong oleh deflasi bahan bakar rumah tangga dan penurunan tekanan tarif listrik. Seiring dengan telah berakhirnya peningkatan tarif listrik sebagai dampak pencabutan subsidi listrik untuk kelompok pelanggan 900 VA, terutama pada golongan pasca bayar dan penurunan tarif angkutan udara pasca lebaran.

Menyikapi perkembangan inflasi pada Juni 2017 yang masih didorong oleh komoditas sayur-sayuran, TPID Kota Kendari bersama KPw Bank Indonesia Sultra menyelenggarakan pelatihan budidaya tanaman hortikultura pada lahan terbatas untuk meningkatkan produksi sayuran dan mengurangi permintaan di pasar.

Untuk mengantisipasi inflasi menjelang perayaan Idul Adha pada awal September mendatang, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra akan terus mencermati perkembangan harga di pasar khususnya harga daging sapi dan komoditas pangan lainnya. TPID juga akan segera mengambil langkah-langkah antisipatif yang diperlukan untuk mengatasi peningkatan tekanan harga di pasar. (A)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini