ZONASULTRA.ID, KENDARI – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (BI Sultra) bersama Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Pemkab Konsel) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Eximbank bersinergi dalam mendorong pengembangan klaster kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya, Konsel dalam program bersama yang diberi nama Desa Devisa.
Komitmen bersama tersebut direalisasikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait program pengembangan klaster Desa Devisa komoditas kopi di Kabupaten Konsel antara KPw BI Sultra, Pemkab Konsel dan LPEI pada Kamis (4/8/2022) di salah satu hotel Kendari.
Deputi Direktur BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan bahwa Sultra memilki tipografi yang sebagian besar merupakan dataran rendah. Sehingga sangat potensial untuk dijadikan salah satu daerah penghasil Kopi di kawasan timur Indonesia, khususnya untuk jenis Robusta karena lahan yang tersedia masih sangat luas.
“Kabupaten Konsel merupakan salah satu daerah dengan potensi pengembangan komoditas kopi yang tinggi. Pengembangan komoditas ini sejalan dengan visi Pemda Konsel untuk mendorong satu desa, satu komoditas untuk mewujudkan desa maju sekaligus menciptakan iklim pengembangan usaha yang kondusif, salah satunya di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kecamatan Landono,” ucapnya melalui keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (10/8/2022).
Lanjutnya, budi daya kopi telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sejak tahun 2015 dan didukung oleh berbagai potensi, antara lain lahan perkebunan siap tanam tersedia hingga 212 hektare, terdapat petani penangkar bibit, tersedia tenaga kerja yang mendukung, adanya kelembagaan yang baik, tersedia pengecer pupuk dan pestisida, dan terdapat pengepul kopi lokal (local champion) melalui kemitraan bersama CV Kopindo Sukses Bersama dengan brand Kopi Tolaki.
Kendati demikian, masih terdapat berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, antara lain kualitas produk yang belum terstandarisasi, kapasitas produksi yang belum mampu memenuhi permintaan pembeli, dan kurangnya edukasi petani dalam budi daya dan pengembangan usaha kopi.
Untuk itu, melalui MoU tersebut maka selama tiga tahun ke depan seluruh pihak yang terlibat akan bersinergi dalam mendorong pengembangan Desa Devisa klaster kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sehingga mampu menjangkau pasar ekspor melalui penguatan berbagai aspek yaitu baik produk; konsistensi dan keberlanjutan produksi; pemberdayaan masyarakat dan koordinasi antar lembaga; koordinasi antar lembaga desa devisa ekspor; produsen dan manajerial; maupun infrastruktur dan sarana penunjang lain.
“Berbagai upaya tersebut dilakukan demi mengenalkan Kabupaten Konsel pada dunia, dengan semangat menjadikan Kopi Tolaki mampu Go Digital dan Go Export,” tutup Doni. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Muhamad Taslim Dalma