Blok Pomalaa Milik Vale Ditargetkan Produksi 120 Ribu Ton Nikel dan 15 Ribu Ton Kobalt Setiap Tahun

Blok Pomalaa Milik Vale Ditargetkan Produksi 120 Ribu Ton Nikel dan 15 Ribu Ton Kobalt Setiap Tahun
Foto Bersama - Foto bersama usai peletakan batu pertama Blok Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).(Istimewa)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan buah kerja sama PT Vale Indonesia Tbk. dengan perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt Company diproyeksikan dapat memproduksi 120 ribu ton nikel dan 15 ribu kobalt per tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh CEO PT. Vale Indonesia, Febriany Eddy saat peletakan batu pertama pembangunan blok Pomalaa yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi oleh Gubernur Sultra Ali Mazi dan stakeholder terkait pada Minggu (27/11/2022).

Kata dia, blok yang memiliki luas lebih dari 20 ribu hektar tersebut nantinya akan terbagi atas tiga bagian, yaitu area tambang, smelter atau pabrik pengolahan nikel, dan pelabuhan di blok Polamaa.

Eddy juga menyatakan bahwa proyek itu sudah masuk ke dalam proyek strategis nasional dengan nilai investasi mencapai Rp67,5 triliun dan merupakan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) terbesar.

“Seluruh kegiatan operasi di bawah PT Vale Indonesia merupakan investasi yang bertanggung jawab dan patuh pada prinsip keberlanjutan. PT Vale Indonesia menggunakan teknologi HPAL yang disediakan oleh Huayou, yang nantinya secara bertahap akan ada beberapa pengalihdayaan ke tenaga kerja RI,” ucapnya dalam keterangan tertulis pada Senin (28/11/2022).

Ia berharap, dengan dimulainya proyek pembangunan tersebut akan dapat menyerap tenaga kerja lokal hingga 12 ribu orang dari pabrik dan tambang.

Gubernur Ali Mazi mengatakan, bahwa Kabupaten Kolaka merupakan satu dari beberapa daerah di Sultra yang memiliki potensi tambang nikel yang cukup besar, baik dalam luas lahan maupun dari jumlah cadangan nikel lateritnya.

Ia berharap pelaksanaan komitmen PT Vale Indonesia dan PT KNI dapat terlaksana dengan baik, agar kegiatan pertambangan di Blok Pomalaa dapat selaras dengan peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) ini akan menjadi yang terbesar produksinya di dunia untuk membuat baterai. Menurutnya, proyek tersebut harus jalan karena membangun satu ekosistem, bukan membangun satu proyek.

” Kita ingin membangun satu ekosistem untuk satu baterai litium yang nanti bisa lari ke mobil listrik, bisa lari ke mana-mana,” tutupnya. (C)


Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini