BNPB RI: Banjir di Konut, Infrastruktur dan Lahan Pertanian Rusak

Terisolasi, Ratusan Masyarakat Korban Banjir di Konut Mulai Diserang Penyakit
JEMBATAN PUTUS - Jembatan asera jebol dihantam banjir bandang susulan yang terjadi, Jumat (7/6/2019) hingga membuat masyarakat di 5 kecamatan terisolir dan diserang penyakit. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Nasioanal Penanggulangan Bencana (BNPB) RI merilease, akibat banjir bandang yang melanda Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mengakibatkan 1.598 Kepala Keluarga (KK) atau 5.703 jiwa mengungsi. Mereka berasal dari 42 desa dan tiga kelurahan di enam kecamatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam releasenya, Sabtu (15/6/2019) menjelaskan bahwa enam kecamatan itu terdiri dari Andowia sebanyak empat desa dan satu kelurahan, dengan total penduduk 1.665 jiwa atau 526 KK.

Kemudian, kecamatan Oheo terdiri dari 14 desa dan satu kelurahan, sebanyak 202 KK atau 573 jiwa. Kecamatan Asera terdiri dari 13 desa dan satu kelurahan dengan jumlah KK 655 atau 2.608 jiwa, kecamatan Landawe terdiri dari 6 desa dengan 103 KK atau 409 Jiwa, kecamatan Langgikima terdiri dari dua desa dengan 12 KK atau 48 jiwa. Dan terakhir kecamatan Wiwirano dengan jumlah tiga desa.

Baca Juga : Gubernur Janji Program Bedah Rumah Untuk Korban Banjir Konut

“Kalau untuk Kecamatan Wiwirano, jumlah pengungsinya masih dalam proses pendataan. Dampak kerugian yang terdata sampai hari ini antara lain, rumah hanyut 202 unit dan rumah terendam sebanyak 1.396 unit,” terangnya.

Tidak hanya itu, ratusan lahan pertanian milik masyarakat juga ikut terendam banjir. Pihaknya mencatat, terdapat 970.3 hektar lahan persawahan yang terendam banjir serta 83.5 hektar lahan jagung dan 11 hektar lahan pertanian lainnya serta 420 hektar lahan tambak milik masyarakat.

Banjir Bandang Konut, 855 Rumah Tenggelam, 56 Hanyut, 4.089 Warga Mengungsi
BANJIR BANDANG – Banjir bandang kembali menerjangan wilayah Konawe Utara membuat ratusan rumah tenggelam, ribuan masyarakat mengungsi, akses jalan putus.(Jefri/ZONASULTRA.COM)

Tiga pasar tradisional di Konut juga tak luput dari terjangan banjir, seperti Pasar Landawe, Pasar Lembo dan Pasar Laronanga. Kemudian 28 gedung sekolah ikut terendam banjir, terdiri dari 8 SD, 3 SMP, dan 17 PAUD.

“Kantor desa 2 gedung, juga 1 jembatan penghubung desa Laronanga dan desa Puwonua hanyut terbawa banjir. Satu jembatan tidak bisa dilalui karena terendam di desa Padalerutama, jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan desa Tanggulari dan desa Tapuwatu terputus,” ujarnya.

Baca Juga : Mentan Bantu 51 Truk Logistik untuk Korban Banjir Konut

Selain itu, satu jembatan pada jalan antar provinsi di kelurahan Asera juga terputus akibat banjir serta satu jembatan di desa Amorome Utama hanyut terbawa air. Lima rumah ibadah pun yakni Masjid ikut terendam banjir, serta fasilitas kesehatan seperti 2 unit Puskesmas terendam di Kecamatan Andowia.

“Untuk kebutuhan mendesak di pengungsian, yakni pelayanan kesehatan, dapur umum dan kebutuhan dasar. Matras, tenda pengungsi, selimut dan family kit, genset, alat komunikasi,light tower, pakaian layak pakai, makanan siap saji, gas elpiji, senter, sepatu boot, sarung tangan dan mantel,” ucapnya.

Meski begitu, Sutopo Purwo Nugroho mengaku pihaknya terus berupaya menyusun form pendataan pengungsi dan pendistribusian logistik ke lokasi-lokasi pengungsian. Pihaknya juga melakukan monitoring ketinggian air, serta melakukan evakuasi dan penyelamatan masyarakat terdampak.

Jembatan Penghubung Sultra-Sulteng Amblas, Lima Kecamatan di Konut Terisolasi
JEMBATAN PUTUS – Jembatan utama poros Kecamatan Asera yang menghubungkan Ibu Kota Wangudu Putus aktivitas masyarakat lumpuh total. (Jefri/ZONASULTRA.COM).

Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi koordinator di masing-masing kecamatan juga sudah mulai melakukan assesment terkait jumlah masyarakat yang terdampak, mengungsi, kerusakan rumah serta menentukan lokasi yang akan didirikan tenda pengungsi dan dapur umum.

Baca Juga : Pemda Konut Buka Rekening Donasi Korban Banjir

“Kita juga melakukan pelayanan kesehatan dan mobilisasi petugas kesehatan di tempat fasilitas kesehatan dan pos kesehatan. Membuat jaringan komunikasi guna mendukung komunikasi dalam penanganan darurat, lewat frekuensi Standby 143.330,” tandasnya.

“Pemda Konut juga sudah membuka rekening untuk menampung sumbangan dalam bentuk uang, bantuan tenda pengungsi dari BNPB telah dipasang di beberapa titik pengungsian. Yakni di desa Tapuwatu dan Kelurahan Asera di Kecamatan Asera dan desa Lahimbua dan Kelurahan Andowia di Kecamatan Andowia,” sambungnya.

Untuk diketahui, saat ini helikopter milik BNPB RI juga sudah beroperasi menyalurkan bantuan logistik dan personil di lokasi yang terisolir. Helikopter melakukan distribusi logistik, personil dan evakuasi sebanyak 2 Sorti yakni Sorti 1 Lapangan Kecamatan Oheo serta Sorti 2 Desa Mopute Kecamatan Oheo.

Sementara itu, BNPB juga terkendala hujan dengan intensitas cukup tinggi yang masih turun dan membuat arus aliran air masih deras sehingga penggunaan sampan mesin tidak dapat menjangkau wilayah terisolir. Selain itu sulitnya akses komunikasi jgua menjadi kendala serta penyaluran bantuan logistik yang sulit menembus jalur terputus menuju Konut. (*)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini