BPBD Sebut Perambahan Hutan Jadi Penyebab Banjir di Kolaka

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Kolaka, Andi Abbas
Andi Abbas

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka menyebut banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (30/4/2019) lalu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya perambahan hutan.

Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kolaka Andi Abbas mengatakan, banjir bandang akhir April lalu di sejumlah wilayah di Kabupaten Kolaka terjadi setelah hujan deras yang mengguyur Bumi Mekongga itu.

Kondisi hutan yang sudah terjamah tanpa melalui peraturan yang sesuai mengakibatkan air hujan tidak lagi terserap atau terblok di daerah hutan tersebut. Sehingga, aliran sungai yang tidak mampu lagi menampung jumlah debit air dalam jumlah besar merembes ke pemukiman warga.

Baca Juga : Banjir Tiga Kelurahan di Kolaka Surut, Warga Mulai Bersihkan Rumah

“Selain kondisi hutan yang sudah tidak seimbang, penyebab banjir juga karena curah hujan yang tinggi,” kata Andi Abbas ditemui usai mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Kantor Bupati Kolaka, Kamis (2/5/2019).

Termasuk juga beberapa saluran air yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, di mana salurannya tidak didesain untuk menerima debit air yang sangat besar. Akibatnya, beberapa saluran ada yang bobol.

Selain itu, kata dia, ada sejumlah warga yang menempati sekitaran jembatan dan mengelola tambang galian C yang tidak sesuai dengan aturan, karena masih dekat sekali dengan jembatan. Seharusnya, penambangan dilakukan kurang lebih 200 meter dari jembatan.

“Itu semua yang menjadi akumulasi penyebab banjir di Kolaka,” tambahnya.

Baca Juga : Ini Tiga Lokasi Terparah yang Terdampak Banjir di Kolaka

Guna mengatasi berbagai permasalahan tersebut, BPBD Kolaka melakukan dua hal yaitu pengendalian dampak dan mengatasi sumber bencana. Dengan melakukan koordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait untuk melakukan perbaikan jembatan pembenahan saluran air, dan reboisasi hutan.

“Kami juga merekap semua dampak yang ditimbulkan pascabanjir. Kami sudah minta bupati untuk melakukan rapat bersama. Sehingga bisa memberikan rekomendasi ke provinsi terkait pengusulan penanganan,” paparnya.

Masyarakat Kabupaten Kolaka diimbau untuk lebih waspada terhadap bencana yang bisa terjadi kapan saja. Juga, tidak melakukan sesuatu yang dapat merusak alam sekitarnya. (a)

 


Kontributor : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini