ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Kondisi jalan poros penghubung antara Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Kota Kendari kian bertambah parah. Anjloknya jalur trans Sulawesi penghubung antar kabupaten itu, salah satunya diakibatkan ulah para penambang batu gunung yang mengunakan alat berat melebihi kapasitas muatan saat melintasi jalur tersebut.
Dari pantuan awak media ini saat melintasi jalur tersebut, sejak beroperasinya tambang galian C di beberapa titik seperti wilayah Motui sampai Tondowatu, semakin sulit dilintasi para pengendara.
Bahkan, tingkat resiko kecelakaan semakin tinggi akibat aspal yang rusak dan jebol, ditambah serpihan batu yang berserakan di jalan sisa-sisa pemuatan.
Di lokasi, para perusahaan batu rata-rata menggunakan mobil truk dengan muatan lebih dari kapasitas hingga melewati isi bak mobil. Parahnya lagi pengangkutan bahan material yang dilakukan itu tak memiliki alas pengaman sehingga tumpah di ruas jalan disertai debu.
Kerusakan jalan di wilayah Konut dan Kabupaten Konawe, tepatnya di area Morosi jauh lebih parah sampai tak ada celah menemukan jalan yang mulus. Batu tersebut dibawa ke PT Virtue Dragon, salah satu perusahaan tambang di Morosi.
Keprihatinan dan kekesalan akibat kerusakan jalan yang terjadi juga membuat Bupati Konut, Ruksamin angkat bicara saat turun melakukan peninjauan. Bahkan, di lokasi itu mantan Wakil Bupati Konut ini langsung mendokumentasikan kerusakan jalan yang terjadi.
(Baca Juga : CV Rizaldi, Perusahaan Penambang Batu di Konut Diduga Ilegal)
Di tempat itu, orang nomor satu di wilayah penghasil biji bikel ini juga menginstruksikan Sekda Konut, Martahaya untuk segera berkoordinasi dengan pemilik IUP. Memproses secara tegas dan mencabut izin para penambang batu jika aktifias yang dilakukan berlebihan hingga menimbulkan resiko bahaya.
Dikatakan, hal tersebut harus segera mungkin dituntaskan dan tak bisa dibiarkan berlarut karena selain akan memperparah kondisi jalan juga sangat rawan menimbulkan korban jiwa bagi para pengguna jalan.
“Pak Sekda ini kondisi jalan akibat ulah penambang batu gunung, saya mohon agar dilakukan penertiban sebelum ada korban kecelakaan. Tertibkan secepatnya, segera lakukan koordinasi dengan pemegang izin,” tegas Ruksamin kepada Sekda Konut, Rabu (21/2/2018).
“Jika gak bisa diatur cara pemuatannya, ya kita laporkan dan di cabut izinnya ini suda kelewatan sampai memuat berlebihan. Sudah beberapa kendaraan yg rusak, bahkan batu di pinggir jalan berseliweran, saya ngak mau tunggu laporannya, saya mau liat hasilnya di lapangan,” ujarnya dengan nada tinggi.
Sukarman, salah satu penggunan jalan yang dijumpai juga mengeluhkan hal tersebut. Dikatakan, kondisi jalan yang kian bertambah rusak membuat dirinya dan pengguna jalan lain kesulitan menumpuh jalur tersebut saat mudik bersama keluarganya.
Bahkan, lanjut bapak dua anak ini, dengan kondisi jalan yang berlubang, berdebu dan serpihan batu yang berserakan jika tak berhati-hati akan menimbulkan kecelakaan.
“Bagaimana mau tidak tambah rusak ini jalan, puluhan mobil pengangkut batu berkapasitas besar lalu lalang gunakan ini jalan poros akhirnya kita pengendara was-was,”keluhnya.
“Kalau tidak hati-hati kita bisa celaka, mana lagi kondisi hujan begini tambah berlumpur jalan, biasa kalau saya ke kendari itu paling dua jam setengah. Ini selama rusak jalan sampai tiga jam setengah kita bawa motor. Kami harap ini segera bisa di atasi demi keamanan pengguna jalan,” ujarnya.
Untuk diketahui perusahaan batu yang aktif melakukan penambangan batu gunung antara lain, PT. KBS, CV. Rizaldi, PT.Rezki Perdana, PT. Saomi Makkarennu Indonesia, CV.Naratipa, CV. Athaya rahma, PT. Iklas Utama Perkasa, PT. Adam Perkasa, PT. Puuduria Bumi Anoa, UD. Karya Mandiri Group, PT.Wirma Mineral Indonesia, CV. Bintang Morosi. (B)
Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki
Mantap bupatinya konut .sangat prihatin dgn jalan di wilayahnya…. bagimana dgn pemerintah konawe masi ada hati nurani kalian melihat jlan di sepajanh jln menuju tambang morosi ….