Cegah DBD, Perguruan Tinggi di Kendari Siapkan 10.000 Perangkap Nyamuk

RAPAT KOORDINASI - Menanggapi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang cenderung meningkat dari tahun sebelumnya, beberapa perguruan tinggi bersama dengan pemerintah daerah mencanangkan pengadaan perangkap nyamuk, atau disebut ovitrap dan larvitrap sebanyak 10.000 buah. (Sri Rahayu/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menanggapi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang cenderung meningkat dari tahun sebelumnya, beberapa perguruan tinggi bersama dengan pemerintah daerah mencanangkan pengadaan perangkap nyamuk, atau disebut ovitrap dan larvitrap sebanyak 10.000 buah.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Kendari dan beberapa perguruan tinggi lain yang berhubungan di bidang kesehatan, seperti Stikes Mandala Waluya, Universitas Halu Oleo, serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendari, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kendari.

Untuk pemantapan program 10.000 ovitrap dan larvitrap tersebut, pihak-pihak tersebut menggelar rapat koordinasi di Poltekkes Kemenkes Kendari, Selasa (19/3/2019), guna membahas pelaunchingan perangkap nyamuk tersebut.

Direktur Poltekkes Kendari Askrening mengatakan, belum lama ini pihaknya melakukan rapat dengan Dinkes Kendari terkait penyebaran nyamuk penyebab DBD. Poltekkes Kendari langsung melakukan upaya-upaya nyata, salah satunya pembuatan ovitrap/larvitrap.

Ia menjelaskan, 10.000 ovitrap/larvitrap merupakan teknologi tepat guna (TTG) yang diinisiasi pertama kali, baik cara pembuatan maupun pengawasannya oleh Poltekkes Kendari. Namun dalam pemasangannya, pihaknya bekerjasama dengan berbagai instansi dan lembaga pendidikan

“Dalam kegiatan ini kami akan melibatkan kurang lebih 100 mahasiswa lingkup Poltekkes Kendari. Terdiri dari tiga jurusan di antaranya analisis, keperawatan, dan kebidanan,” ujar Askrening ditemui usai rapat koordinasi, Selasa (19/3/2019).

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kendari Asrun Salam menambahkan, dari hasil rapat koordinasi yang telah dilaksanakan, tim terpadu yang disiapkan sudah siap turun ke masyarakat memasang dan mensosialisasikan ovitrap dan larvitrap di lingkungan maupun titik yang sudah dipetakan di seluruh wilayah Kota Kendari.

“Iya sudah dibagi wilayahnya, dan masing-masing bertanggung jawab melakukan sosialisasi, pemasangan dan pengawasan di masyarakat. Ini merupakan langkah pertama di Sultra, untuk itu ke depan akan ada evaluasi program ini,” tuturnya.

Lebih jauh, kata dia, segala persiapan sudah tuntas, tinggal menunggu kesiapan dari Menteri Kesehatan untuk melaunching gerakan ini. Harapan ke depan, dengan adanya gerakan ini dapat menurunkan angka populasi nyamuk DBD di Kendari.

“Semua sudah siap, tinggal tunggu kabar dari kementerian apakah Mentri Kesehatan yang akan launching atau bukan, jika tidak pak wali kota juga bisa. Harapan kami kita bisa turunkan angka populasi nyamuk dan angka pengidap penyakit DBD,” tutupnya.

Data dari Dinkes Kendari, pada 2018 lalu DBD di Kendari hanya ada 111 kasus, namun 2019 ini meningkat menjadi 358 kasus yang tersebar di 11 kecamatan di Kendari.

Untuk diketahui, ovitrap adalah perangkap untuk tempat bertelur nyamuk Aedes yang pada bagian atasnya diberi kasa dan direkatkan pada kayu kecil. Pemasangan ovitrap ini diyakini lebih efektif daripada fogging. Sedangkan larvitrap adalah alat perangkap larva atau jentik nyamuk yang menggunakan media air, dibuat agar nyamuk masuk ke dalam larvitrap dan bertelur. Setelah telur menetas manjadi larva dan menjadi nyamuk, maka larva dan nyamuk akan terperangkap dalam larvitrap dan mati. (a)

 


Kontributor: Sri Rahayu
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini