ZONASULTRA.COM, KENDARI – Perayaan Hari Diabetes Dunia digelar di Kota Kendari, Sabtu (17/11/2018). Sosialisasi dan simposium tentang penyakit diabetes dan penunjukkan Pengurus Besar (PB) Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi rangkaian acara perayaan ini.
Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi penyakit diabetes di Puskesmas Poasia, di mana materinya dibawakan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persadia Sony Wibisono Mudjanarko.
Dalam pemaparannya, Sony Wibisono menjelaskan, tema hari diabetes dunia tahun ini adalah diabetes dan keluarga. Tema ini diangkat untuk menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat, khusus yang anggota keluarganya menderita penyakit diabetes agar membantu proses penyembuhannya. Kemudian, menumbuhkan kesadaran masyarakat sejak dini untuk mencegah dan mengenali gejala penyakit diabetes.
Lebih lanjut ia menjelaskan fakta di lapangan saat ini banyak yang menderita penyakit diabetes saat mengakses fasilitas kesehatan mereka terindikasi pada tahap komplikasi diabetes misalnya kencing manis, struk ringan, gagal ginjal dan jantung.
“Kalau sudah masuk tahap ini, kita butuh penyembuhan yang cukup lama dan harus rutin dibantu oleh orang disekitarnya,” kata Sony di hadapan peserta sosialisasi.
Ia pun menghitung bahwa 8 persen dari jumlah populasi suatu wilayah yang menderita diabetes, hanya 30 persen yang mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) untuk melalukan pemeriksaan dan bisa terkontrol, sementara 70 persen dari 8 persen total jumlah populasi tadi tidak terkontrol dan terdata pada FKTP.
Padahal, kesadaran dini dapat diketahui oleh masyarakat dengan memperhatikan lima faktor yakni umur di atas 40 tahun, perempuan, kegemukan yang dapat dihitung pada lingkar perut, hipertensi, dan riwayat keluarga atau orang tua.
Jika dari lima faktor ini sudah ada yang positif maka segera lakukan pemeriksaan untuk melakukan pencegahan sejak dini.
Selain itu, peran keluarga menjadi sangat penting ketika ada anggota keluarga menderita penyakit diabetes. Mulai dari menjaga pola makan, mengingatkan untuk minum obat tepat waktu, dan olahraga yang cukup.
“Komplikasi dari diabetes ini sangat merugikan bagi penderita baik itu fisik maupun materi, kalau sudah gagal ginjal biayanya mahal belum lagi komplikasi penyakit lainnya,” jelas Sony.
Ia pun mengimbau kepada seluruh pihak baik itu pemerintah, masyarakat, dokter, penyedia obat dapat bersama-sama mencegah gejala penyakit diabetes ini dari cara merubah gaya hidup, olahraga fisik yang cukup, pola makan teratur, dan istirahat teratur.
Pergeseran Usia Penderita Diabetes
Ketua PB Persadia Sultra dr. Haerul Aswar mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah program kerja menyusul terbentuknya PB Persadia di Sultra. Diantaranya gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit diabetes.
Kemudian, akan meningkatkan kapasitas dari FKTP seperti puskesmas dan dokter praktek sebagai garda terdepan pelayan kesehatan masyarakat untuk melakukan indentifikasi awal atau pendataan bagi masyarakat yang terkena gejala diabetes.
Dosen Fakultas Kedokteran UHO ini juga menyampaikan, berdasarkan hasil penelitian terkait penyakit diabetes didapatkan jika saat ini pun terjadi pergeseran umur penderita diabetes. Dari umur di atas 40 tahun sekarang sudah bisa menimpa kaum muda yang umur di bawah 30 tahun.
Salah satu faktor penyebabnya adalah perubahan gaya hidup, misalnya saat ini kaum muda lebih menyukai jenis makanan cepat saji atau junk food, kemudian kurang melakukan aktivitas fisik atau kurang bergerak.
“Data terakhir itu, dari 100 orang dewasa 5 diantaranya berpotensi untuk menderita diabetes,” tukasnya.
Ia menambahkan, khusus pasien di RSUD Bahteramas, banyak diterima penderita diabetes sudah pada tahap komplikasi lanjutan dan jumlahnya tidak sedikit. Padahal, jika dilakukan terapi lebih awal dan mencegah komplikasi lanjutan akan memberikan dampak yang positif bagi kesehatan penderita diabetes.
“Yang terpenting adalah masyarakat harus mulai merubah gaya hidup saat ini terutama bagi mereka yang beresiko terkena diabetes tadi, ada lima faktor,” pungkasnya.
Sementara Direktur Utama (Dirut) RSUD Bahteramas Provinsi Sultra Yusuf Hamra, yang menginisiasi kegiatan perayaan hari diabetes ini mengatakan, perhatian terhadap penyakit diabetes sangat penting. Pasalnya, diabetes menjadi salah satu jenis penyakit yang memiliki proses pencegahan dan penyembuhan tidak mudah.
“Awalnya perayaannya ini di Lombok, tapi saya usahakan bisa dilaksanakan di Kendari. Alhamduliah Kendari siap untuk itu akhirnya teman-teman dari Persadia hadir,” kata Yusuf. (*/a)