ZONASULTRA.COM, KENDARI – Yosi Irawati (43) adalah seorang pengusaha bubu songket asal Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Ia berhasil menekuni usahanya hingga meraih keuntungan hingga puluhan juta rupiah per bulannya.
Tentu saja keberhasilan itu tidak serta merta di raih begitu saja. Banyak cerita yang menjadi bumbu dalam perjalanan usahanya tersebut. Sebelum menjadi pengusaha kain songket tersebut, Yosi memulai usahanya dengan menjual pakaian anak-anak hingga perlengkapan dapur pada tahun 2016 silam usai melahirkan anak ke tiganya.
Ia mengaku sudah biasa bekerja sehingga pasca melahirkan tersebut Yosi bingung berbuat apa, hingga ia mulai berusaha kecil-kecilan. Namun setelah beberapa lama menjalankan berbagai usaha tersebut, Yosi merasa tidak ada kemajuan yang signifikan sehingga mencoba mencari peluang bisnis yang baru.
Disinilah ia mulai merasa tertarik dengan usaha kain songket. Keinginan yang kuat ada di dalam dirinya, namun sayangannya modal belum di tangan. Yosi memutuskan menabung untuk membeli satu batang kain songket seharga Rp2,5 juta.
Bermodalkan satu batang kain songket ini, Yosi mulai menawarkan produk tersebut kepada rekan-rekannya. Gayung bersambut, pelanggan pun memberikan respon yang baik hingga seiring berjalannya waktu, usaha songket Yosi pun mulai memperoleh banyak permintaan.
“ Coba ditawari ke teman-teman kuliah dulu dan ternyata banyak yang minat, disitulah mulai berkembangnya usaha saya,” ujar Yosi dalam rilis pers BRI yang diterima pada Selasa (28/9/2021).
Kini, produk songket Yosi ini sudah dipasarkan keseluruh Indonesia termasuk ke Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Untuk pasar ekspor, produk ini sudah menjangkau Malaysia dan Turki. Biasanya dalam sebulan, minimal dia mampu menjual 15 kain songket. Harga kain songket ini pun bervariasi, dibanderol mulai dari Rp2,2 juta hingga Rp8 juta. Dalam sebulan Yosi mampu meraup keuntungan hingga Rp50 juta hingga Rp60 juta per bulannya.
Tidak selalu berjalan mulus, usaha yang telah dirintis Yosi ini mengalami kesulitan karena keterbatasan modal pada tahun 2018. Kala itu, BRI hadir menjadi penolong bagi usaha songketnya hingga bisa bertahan dan berlanjut sampai saat ini.
“Sekitar tahun 2018, saya bekerjasama dengan keluarga suami, namun kini saya sudah berdiri sendiri. Saat mencoba mandiri, awalnya saya mengalami keterbatasan modal yang akhirnya mendapatkan solusi dari BRI untuk merintis usaha songket saya agar lebih maju lagi,” tambahnya.
Ia mengaku sangat terbantu dengan pinjaman yang diberikan BRI, ditambah lagi dengan proses pengajuan yang praktis. Kata dia, prosesnya tidak sulit selama dokumen kita lengkap. Yosi hanya baru sekali meminjam ke BRI tapi ternyata prosesnya cepat dan mudah.
Kini, Yosi mampu memberdayakan sepuluh orang masyarakat sekitar. Tujuh orang diantaranya bertugas sebagai perajin tenun songket, sementara sisanya bertugas sebagai penjahit dan packaging. Jumlah pekerjanya terdiri dari 5 orang perempuan dan 5 orang laki-laki.
Selain bantuan modal, Yosi juga mendapatkan bantuan berupa pelatihan dari BRI. Pelatihan tersebut mengenai cara memasarkan produk di masa pandemi, peluang ekspor keluar negeri dan lainnya. Berkat kerja keras dan kemauan yang tinggi untuk belajar hal baru, Yosi akhirnya terpilih oleh BRI untuk tampil di pameran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENUER. Menurut Yosi kesempatan itu merupakan pengalaman yang membanggakan baginya.
“Kemarin pernah ikut pameran BRILianpreneur 2020 di Jakarta secara online. Waktu itu saya diminta mengajukan oleh BRI, setelah melakukan kurasi nyata usaha saya lolos dan bisa ikut pameran online. Pengaruhnya, banyak buyer yang menghubungi saya baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga permintaan terus meningkat,” tutup Yosi. (*)