Foto: indopos.co.id
ZONASULTRA.COM, BANTEN – Tagar #PesonaGenPIBanten langsung naik menjadi trending topic di Twitter, 29 Mei 2017 malam. Saat Generasi Pesona Indonesia (GenPI), komunitas anak-anak muda, bloggers, vloggers, youtubers, pegiat media social di Facebook, Tweeter, Instagram, Google+, sedang berkumpul di Pantai Anyer, Banten.
Rupanya, mereka sedang sharing pengalaman, setelah terbentuk GenPI Banten, sebagai pegiat media sosial yang bakal diandalkan di provinsi tersebut. Sedikitnya ada 20-an netizen Banten, bersama dengan GenPI dari beberapa kota di Indonesia berkumpul di sana. Seperti Aceh, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jogja, Jateng, NTB Ambon dan Maluku.
Sejak sore pukul 16.00 WIB, ditemani Kadispar Provinsi Banten Eneng Nurcahyati dan Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Don Kardono, mereka mengeksplorasi foto-foto lighthouse. Mercusuar kuno yang dibangun sejak zaman Belanda di awal abad 19 di Cikoneng, Anyar, Serang, Banten.
“Tingginya 75,5 meter, terdiri dari 18 tingkat, dan kalau hendak menuju ke puncak Mercusuar, harus menaiki 286 anak tangga. Kalau kalian mau mengetes kebugaran dan latihan fisik, silakan!” tanyang Eneng Nurcahyati, Kadispar yang gaul dengan anak-anak Netizen itu.
Tentu saja, anak-anak muda yang tergabung dalam GenPI itu tertantang untuk membuat sensasi di puncak Mercusuar. Bisa meng-capture foto-foto eksklusif dari atas, dan memvideo perjalanan menuju ke atas. “Tapi, karena sedang menjalani ibadah puasa, kita ganti dengan drone, malah bisa memotret dari atas mercusuar,” jawab mereka.
Titik 0 Km Banten itu persis di bibir pantai, menghadap ke sunset menjelang Maghrib. Langit sedang memerah, membuat lukisan alam yang abstrak penuh pesona. “Ini adalah salah satu destinasi kami yang punya sejarah panjang di negeri ini,” kata Eneng, mengawali cerita destinasi di Banten.
Baca Juga : GenPI Jogja Lahir, Siap Promosikan Pariwisata DIY
Di tempat inilah, titik nol pertama kali pembangunan jalan raya Pantura (Anyer-Panarukan) sepanjang 1.000 km yang sangat bersejarah. Dibangun pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Nama Daendels itu sendiri sangat popular dalam sejarah membangun infrastruktur jalan di Pulau Jawa dan kerja Rodi. Dia adalah orang Belanda yang kali pertama menginjakkan kaki ke Indonesia tahun 1808 di Banten. Dia Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 yang memerintah dari tahun 1808 sampai 1811.
“Menara suar ini dibangun pertama kali, untuk memantau pergerakan kapal-kapal yang melintas di Selat Sunda. Sekaligus untuk penunjuk kapal yang akan melintasi perairan laut Banten bagian utara,” kata Eneng.
Dalam sambutannya, Eneng juga mempromosikan destinasi wisata Banten yang tersebar di 4 kabupaten dan 4 kota, di wilayahnya. Wisata alam lebih banyak di Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang. Wisata religi di Kota Serang dan Kota Tangerang.
Ada 3 PR besar yang menurut Eneng sedang ditugaskan ke Provinsi Banten ini. Pertama, KEK Pariwisata Tanjung Lesung di Pandeglang, lalu KSPN Tanjung Lesung yang meliputi 4 kecamatan dan 51 destinasi wisata. Lalu KPN Labuan dan Carita. “Labuan Bajo ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai satu dari 10 Top Destinasi,” kata Eneng.
Hadirnya GenPI di Banten, dia pandang sebagai sebuah support yang luar biasa. “GenPI sebenarnya lebih mendorong kami, aparatur pemerintah daerah dan swasta, untuk bergerak lebih cepat, dan melompat lebih tinggi,” sebut Eneng. Itu bisa dimengerti, karena ekspektasi publik selalu lebih tinggi dari upaya yang sedang dan sudah dijalakan oleh pemerintah.
Baca Juga : Kemenpar Bersama GenPI Lombok Sumbawa Gelar Digital Preneur Workshop di Lombok
Eneng lagi-lagi mempromosikan Banten dengan 7 Wonders-nya. Yakni Cisadane Kota Tangerang, ada Kola Lama, 22 Taman Temtik menuju ke 100 an taman, dan lainnya. Lalu. Kota Serang dengan Banten Lama, Benteng Istiana, dan Vihara. Ayer dengan Pulau Sangiang, Gunung Krakatau, Kampung Kakao, Wisata Cokelat.
Carita di Kabupaten Pandegang, ada Curug atau air terjun, taman hutan rakyat. Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon dan Sawarna yang ada kearifan lokal, Suku Badui. “Silakan mengeksplore Banten dengan segala eksotikanya,” ajak Eneng. (*)