Desa Mola Utara di Wakatobi Jadi Desa Peduli Stunting

278
Desa Mola Utara di Wakatobi Jadi Desa Peduli Stunting
LAUNCHING - Bupati Wakatobi Haliana saat meluncurkan desa pilot project peduli stunting gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Mola Utara, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Minggu (27/1/2/2022). (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Bupati Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana meluncurkan desa pilot project peduli stunting gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Mola Utara, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Minggu, (27/1/2/2022).

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wakatobi Eliati Haliana menjelaskan, Desa Mola Utara adalah salah satu desa dari 21 desa/kelurahan yang ada di Wilayah Kecamatan Wangsel. Desa Mola Utara masuk dalam perkampungan suku Bajo yang sebagian besar penduduknya hidup di atas permukaan air laut. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1.009 jiwa, memiliki kepala keluarga (KK) sebanyak 319.

Eliati Haliana menyebutkan, dari 319 tercatat 197 KK masih tergolong keluarga pra sejahtera. Dengan data jumlah balita sebanyak 94 orang, Desa Mola Utara memiliki data balita stunting sebanyak 9 orang.

“Kondisi itulah yang menjadi salah satu alasan terpilihnya Desa Mola Utara sebagai wilayah pilot project pelaksanaan kegiatan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana di Kabupaten Wakatobi,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, pencegahan dan penurunan stunting di Indonesia merupakan satu dari lima isu nasional bidang kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30.8 persen atau 1 dari 3 balita terkena stunting.

Di Provinsi Sultra, prevalensi stunting sebesar 36,46 persen, sedangkan Kabupaten Wakatobi berdasarkan hasil pemantauan status gizi tahun 2017 sebesar 26,34 persen. Angka tersebut masih di bawah angka nasional, bahkan Kabupaten Wakatobi berada pada posisi paling rendah se-Sultra.

“Tidak boleh kita merasa puas, sebab angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebesar 22,59 persen. Hal inilah menjadikan Kabupaten Wakatobi pada tahun 2019 sampai saat ini menjadi lokasi khusus,” terangnya.

Lebih lanjut politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menjelaskan saat ini perhatian pemerintah pusat masih dalam pencegahan dan penurunan stunting. Pada tahun 2021 Pemda Wakatobi telah menetapkan 28 desa/kelurahan menjadi lokasi masalah stunting dan salah satunya adalah Desa Mola Utara.

Haliana menambahkan, pilot project dalam percepatan penurunan stunting dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masa Covid-19 merupakan program unggulan bidang kesehatan tim penggerak PKK pusat. Pilot project tersebut bertujuan untuk menggerakkan dan mengedukasi masyarakat dalam mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat, dengan kualitas lingkungan yang baik dan perencanaan berkualitas. (B)


Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini