Desa Watukalangkari Wakili Bombana di Ajang Lomba Desa Tingkat Provinsi

Desa Watukalangkari Wakili Bombana di Ajang Lomba Desa Tingkat Provinsi
LOMBA DESA - Desa Watukalangkari di Bombana saat ini mewakili Kabupaten Bombana dalam lomba desa tingkat Provinsi, Sabtu (7/7/2018). Dalam kegiatan ini hadir tim penilai dari Provinsi serta disaksikan oleh jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopinda) se- Kabupaten Bombana. (MUHAMMAD JAMIL/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Desa Watukalangkari yang terletak di Kecamatan Rarowatu mewakili Kabupaten Bombana pada lomba desa tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2018.

Desa ini tergolong salah satu desa yang berusia seumur jagung. Di mana, Desa Watukalangkari merupakan desa pemekaran dari Desa Ladumpi, Kecamatan Rarowatu pada 2007 silam.

Dipilihnya desa ini mewakili Bombana karena beberapa alasan, yakni ketertiban dalam penataan administasi khususnya dalam pengelolaan dana APBD dan alokasi dana desa (ADD) serta aspek penataan lingkungan yang berkategori cukup bersih dan maksimal.

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Sultra Sakinah Yunus selaku ketua tim penilai lomba desa tingkat provinsi mengatakan, Desa Watukalangkari merupakan wilayah kunjungan penilaian terakhir dari 7 desa perwakilan dari tujuh kabupaten yang ikut berkompetisi.

Tujuh kabupaten tersebut yakni Kabupaten Bombana, Muna Barat, Kalaka Timur, Buton Selatan, Buton, Wakatobi, dan Kolaka Utara. Selain 7 kabupaten, terdapat satu kelurahan di Kota Kendari yang mengikuti lomba tersebut yakni Kelurahan Kendari Caddi.

“Di desa ini merupakan kunjungan terakhir. Awalnya, semua kabupaten memasukkan administrasinya ke provinsi dan hasilnya 7 kabupaten ini yang lolos verifikasi. Bagi yang lolos maka itu yang kami datangi,” ujar Sakinah Yunus di Desa Watukalangkari, Sabtu (7/7/2018).

Sakinah memaparkan, adapun tahapan dari penyelenggaran lomba desa tersebut yakni dimulai dari kelurahan melalui evaluasi dari tingkat kecamatan pada Februari hingga Maret 2018. Lalu, kecamatan menyerahkan ke kabupaten dan kabupaten melakukan penilaian pada April hingga Mei 2018. Setelah itu, administrasinya diserahkan ke provinsi dan provinsi menentukan daerah yang berhak masuk dalam kategori lomba. Lalu, tim dari provinsi menilai pada Juni 2018.

“Hasil dari penilaian akan diserahkan ke pusat, dan pusat akan melakukan monitoring dan memantau pelaksanaan lomba desa di tiap kabupaten di Indonesia. Bagi pemenang lomba nantinya akan diberikan penghargaan dari Mendagri di ajang Temu Karya Nasional beriringan dengan kegiatan Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Kelurahan (Pimdesker) di Provinsi Bali,” ujarnya.

Bupati Bombana Tafdil memberi apresiasi kepada Pemerintah Desa Watukalangkari atas kegigihan dalam mengelola serta penataan lingkungan desa.

“Desa ini patut menjadi acuan bagi desa-desa lain di Bombana. Kami sudah upayakan anggaran APBDes yang awalnya masih Rp350 juta kini bisa naik hingga Rp500 juta. Jadi tidak ada alasan bagi desa untuk tidak kreatif mengembangkan desanya masing-masing,” ujar Tafdil.

Kepala Desa Watukalangkari Harlin menjelaskan, desa yang dipimpinnya itu memiliki 119 kepala keluarga. Diakuinya, desa sangat jarang dikunjungi dan dipublikaskan, tapi pihaknya berupaya mengikuti semua juknis pemerintahan secara baik dan transparan.

“Kami pula berupaya membuktikan bahwa kami bisa membawa desa kami mewakili kabupaten di tingkat provinsi, paling tidak ini menjadi barometer bagi desa lain yang ada di Bombana,” kata Harlin.

Ditambahkan, desa yang ia nahkodai saat ini telah memiliki beberapa fasilitas meliputi kantor desa, masjid, sarana wisata, sekolah, dan sanggar PKK. (B)

 


Reporter: Muhammad Jamil
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini