ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI-Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana meminta dukungan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia (RI) dan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) agar pendidikan konservasi dikembalikan/diterapkan kembali di Wakatobi.
Hal itu dia sampaikan pada dinner The 15 Th Southeast Asian Biosphere Reserves Network (SeaBRnet) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Sombu Dive, Kecamatan Wangiwangi, Selasa (30/4/2024).
Bukan tanpa alasan Haliana meminta hal tersebut, kendati dia berharap bahwa keinginannya itu dapat memberi dampak positif terhadap pariwisata di Kabupaten Wakatobi.
“Tentu pendukungan konservasi kepada Kabupaten Wakatobi akan semakin bagus. Tadi juga saya minta dukungan terkait pengembalian pendidikan konservasi di Wakatobi. Alhamdulillah dari Kemedikbud Ristek RI juga siap, UNESCO juga mendukung, tentu kita berharap akan ada efek untuk pariwisata kita,” harapnya.
Di samping itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) tersebut mengungkapkan, bahwa pada pertemuan SeaBRnet ke 14 di Kinabalu dia meyakinkan negara-negara Biosfer Asia Tenggara bahwa Wakatobi siap dan wajib untuk dikunjungi.
“Karena beberapa kegiatan-kegiatan sebagai komitmen konservasi untuk menjaga Cagar Biosfer dilakukan dengan baik. Mudah-mudahan Wakatobi bisa menjadi pilot project. Harapan kita program pendidikan konservasi masuk ke semua level pendidikan,” ujarnya.
Demikian juga semua stakeholder di Wakatobi komitmen dan konsisten untuk melakukan kegiatan-kegiatan konservasi.
“Kita memulai dari anak-anak dengan harapan bahwa ini suatu pesan kepada masyarakat dan generasi muda, mulai bangun tidur sampai kemudian kita tidur kembali boleh dikata tidak terlepas dari kegiatan konservasi. Komitmen inilah yang coba kita tanamkan sejak dini, sehingga ke depan kita tidak terlalu sulit lagi untuk mengajak masyarakat untuk konservatif,” paparnya.
Lebih lanjut Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menjelaskan, Kabupaten Wakatobi juga menjadi best practice. Bahwa di Wakatobi begitu banyak stakeholder dan local comunnity,
“Kita berusaha sedapat mungkin supaya bisa berkolaborasi. Setelah kegiatan di Hangzhou kemungkinan akan ada kegiatan lanjutan di Wakatobi, sebagai bentuk dari implementasi, tindak lanjut dari kesepakatan atau rekomendasi-rekomendasi,” jelasnya.
“Tadi Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO Jakarta Ibu Maki Katsuno-Hayashikawa menyampaikan, bakal mempromosikan Wakatobi lewat medsos, kepada seluruh dunia. Kami juga mengucapkan thank you, telah bersiap mengajak teman-teman, mengajak seluruh masyarakat dunia untuk datang ke Wakatobi. Alhamdulillah beliau mengatakan Wakatobi memiliki terumbu karang yang bagus, laut yang bersih,” lanjutnya.
Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO Jakarta Maki Katsuno-Hayashikawa menerangkan, SeaBRnet ke 15 di Cagar Biosfer Wakatobi berfokus pada penyelarasan upaya-upaya konservasi.
Melalui pembangunan sosial dan ekonomi dengan mengintegrasikan teknologi dan pengetahuan tradisional. Untuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan Cagar Biosfer secara berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
“Wakatobi kini menunjukkan pengalaman yang kaya dengan menempatkan Cagar Biosfer. bersama dengan budaya dan pendidikan. Menurut saya, ini akan menjadi contoh yang luar biasa. untuk ditunjukkan ke negara lain, daerah lain, dan juga untuk dunia,” tuturnya.
Staf ahli Gubernur Sultra La Ode Fasilitas menuturkan, apa yang menjadi tujuan dari pertemuan itu, ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah (Pemda) baik dari ilmu pengetahuan maupun keterampilan-keterampilan yang harus dibangkitkan kembali.
Kontributor : Nova Ely Surya