Dibawa PT Jhonlin, 72 Orang dari Kalimantan Masuk ke Bombana di Masa Pandemi

Dibawa PT Jhonlin, 72 Orang dari Kalimantan Masuk ke Bombana di Masa Pandemi
Kapal LCT - Sebanyak 72 orang berasal dari Batu Licin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan berlabuh di Pelabuhan Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggunakan kapal jenis landing craft tank (LCT), Sabtu (25/4/2020). (Foto Facebook)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 72 orang berasal dari Batu Licin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan berlabuh di Pelabuhan Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggunakan kapal jenis landing craft tank (LCT), Sabtu (25/4/2020).

Dari jumlah itu, 51 orang merupakan pekerja di PT Jhonlin Batu Mandiri, 21 orang merupakan awak kapal dan didampingi seorang dokter pribadi. Tak hanya memuat orang, kapal dengan kode LCT 45 (LXV) milik Jhonlin Group ini memuat alat berat dan sebuah helikopter kuning.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Bombana Heriyanto menjelaskan, kedatangan mereka sudah diketahui sejak 3 hari yang lalu. Pihak Johnlin juga telah berkoordinasi dengan gugus tugas setempat.

Menurut Heriyanto, seluruh penumpang telah dilakukan pemeriksaan dan rapid test di atas kapal oleh dokter Mayo Yapri. Selanjutnya dilakukan screening pengecekkan suhu tubuh keadaan umum rombongan.

“Jadi kalau dikatakan tidak dilakukan pemeriksaan jadi itu keliru. Satgas sudah berkoordinasi tiga hari yang lalu sebelum tiba, bukan kapal yang tiba-tiba datang. Rapid test-nya ada semua. Yang kami periksa terakhir jam 5 sore itu sisa awak kapal,” jelas Heriyanto saat dihubungi, Minggu (26/4/2020).

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Sultra ini menuturkan bahwa prinsipnya pihaknya memperlakukan puluhan orang dari Kalimantan Selatan itu sesuai standar kesehatan Covid-19. Mereka, kata dia, datang dari wilayah bukan dengan transmisi lokal tetapi masih wilayah terjangkit.

Menurut Heriyanto, wilayah Batu Licin belum berstatus transmisi lokal. Namun tetap akan dilakukan karantina mandiri selama 14 hari. Meskipun dalam SOP-nya hanya dilakukan self monitoring.

“Justru pernyataan perusahaan mereka akan karantina. Yang mereka lakukan malah karantina, saya kira mereka berpikir satu tingkat di atas, daripada kita di SOP. SOP-nya itu kalau tidak dari transmisi lokal dan tanpa gejala hanya self monitoring,” tegas dia.

Dia mengatakan, 50 orang akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari di dua wilayah dalam pabrik perusahaan. Sementara 22 awak beserta dokter tetap di atas kapal tanpa menginjak daratan selama masa karantina itu.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan tim medis perusahaan jika nantinya selama karantina muncul gejala yang dicurigai Covid-19 dan langsung segera dilakukan perawatan.

“Akan ditindaklanjuti petugas medis Jhonlin Batu Mandiri, Satgas Kecamatan Lantari Jaya, Desa Watuwatu, Desa Tinabite dan Satgas Covid-19 PT Jhonlin akan memantau selama karantina,” katanya.

“Yang jelas kita sudah sampaikan, tempat mereka dikarantina ini yang penting jauh dari pemukiman, kita sudah meminta agar tidak membaur dengan pekerja yang sudah lama bekerja. Jadi mereka ini tim yang turun hanya untuk percepatan mesin mereka,” ujar Heriyanto. (A)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini