Diduga Ada “Bau Intelijen” dalam Pemilihan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka tahun 2018
Musyawarah Nasional X Gerakan Pramuka tahun 2018

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Terpilihnya Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso (Buwas) sebagai Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka periode 2018-2023, menggantikan Adhyaksa Dault melalui sistem voting diduga “berbau” intelijen.

Hal itu lantaran agenda pemilihan Ketua Kwarnas yang berlangsung pada Jumat 28 September 2018 di Hotel Clarion Kendari berlangsung alot. Bahkan untuk pleno penetapan calon Ketua Kwarnas serta penyampaian visi misi calon Ketua Kwarnas, tertutup untuk awak media.

Sejumlah awak media baik nasional mau pun lokal, tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang rapat pemilihan Ketua Kwarnas. Saat berlangsungnya pemilihan Jumat siang tadi, panitia yang berjaga di depan pintu masuk pun, tidak melarang media untuk mengambil gambar dari balik pintu.

Ketua Panitia Munas Gerakan Pramuka, Kodrat Pramudjo mengungkapkan keheranannya. Ia mengaku, baru kali ini Munas Pramuka berlangsung sangat ketat.

“Terus terang saja saya sebagai ketua juga turut merasa itu, saya pernah menjadi ketua panitia munas tiga kali. Dan baru ini yang paling ketat, karena ada tekanan-tekanan terus terang saja,” bebernya.

Kodrat mengaku, tekanan tersebut muncul dari sejumlah oknum intelejen yang mencoba mengintervensi jalannya pemilihan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka 2018. Ia menyebutkan, jika sejumlah Ketua Kwarda dipaksa untuk mendukung calon tertentu dalam pemilihan Ketua Kwarnas.

“Mudah-mudahan tidak benar, tapi itulah yang terjadi. Secara psikologis para Ketua Kwarda ini merasa tertekan, karena merasa tidak nyaman padahal ini kan sebenarnya musyawarah mufakat sebenarnya,” ucapnya.

Kodrat pun menegaskan, jika dirinya tidak rela Pramuka mendapat intervensi serta intimidasi oleh pihak manapun hanya untuk mendukung salah satu calon Ketua Kwarnas. Sebab menurutnya, Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan non formal. Namun demikian, ia berharap semoga dugaan keterlibatan oknum intelejent tidak benar.

“Semuanya kan clear pramuka ini tujuannya apa, tujuannya untuk kaum muda berkarakter, bela negara dan keterampilan. Tidak ada yang lain tidak ada bicara politik, oleh karena itu ketatnya ini saya melihat merasa tidak nyaman selama tiga hari disini. Banyak pemanggilan-pemanggilan ketua kwarda untuk meneken salah satu calon dan itu kan tidak baik itu,” tutupnya.

Sebelumnya pada pemilihan calon Ketua Kwarnas Pramuka, ada 11 nama yang sempat mengemuka. Namun pada akhirnya, tersisa empat nama saja yang bersaing memperebutkan kursi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Periode 2018-2023.

Keempat calon itu yakni, Kak Adhyaksa Dault, Kak Yana, Kak Budi Waseso, dan Kak Susi Yulianti. Nama Dede Yusuf Macan Effendi pun sempat mencuat sebagai salah satu calon terkuat, namun Dede memilih mundur dari pencalonannya sebagai Kwarnas Gerakan Pramuka.

Untuk diketahui selain menjabat sebagai Ketua Kwarnas Pramuka, Buwas juga merupakan Direktur Utama Perum Bulog. Sebelumnya Buwas menduduki jabatan penting, dia pernah menjabat sebagai mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Sebelumnya Buwas yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1984. Pangkat terkahirnya adalah Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol). (B)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini