ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Tahapan Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi usai pada Senin (18/5/2020) kemarin. Beberapa kendala dihadapi para peserta didik saat mengikuti ujian yang menggunakan sistem dalam jaringan (daring) tersebut.
Meski banyak kendala, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe optimis seluruh peserta ujian akan lulus 100 persen. Hal ini didasari dengan beberapa indikator penilaian, seperti kelakuan siswa dan juga nilai dalam pada rapor online masing-masing siswa.
Kepala Dikbud Konawe, Suriyadin menjelaskan, berdasarkan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pelaksanaan ujian, pihaknya diminta untuk tidak melakukan ujian nasional, namun ujian sekolah tetap harus dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu daring, luar jaringan (luring) dan portofolio.
Kata dia, dari tiga pendekatan tersebut, pihaknya hanya menggunakan dua metode dalam pelaksanaan ujian. Untuk SMP diberlakukan sistem daring pada semua sekolah, tetapi untuk sekolah dasar (SD) pihaknya menggunakan dua metode yaitu tiga sekolah menggunakan daring sisanya menggunakan luring.
“Memang saat pelaksanaan ada beberapa kendala, utamanya jaringan. Tetapi tim yang kita bentuk alhamndulillah dapat mengatasinya, sehingga beberapa persoalan yang didapatkan bisa diselesaikan,” kata Suriyadin di kantornya, Selasa (19/5/2020).
Lulusan doktor bidang manajemen pendidikan ini mengaku, banyak orang tua siswa yang mengkhawatirkan hasil yang didapatkan anaknya, sebab pada saat pelaksanaan banyak siswa belum menyelesaikan soal tiba-tiba jaringan terputus yang secara otomatis log out dari sistem.
Ia mengakui server yang disediakan nyaris kolaps karena banyaknya user yang login. Server yang semula disediakan dengan rasio satu banding satu tidak dapat digunakan karena adanya kebijakan pemerintah terkait penanggulangan wabah virus corona atau Covid-19.
“Sebelum wabah kita sudah siapkan semuanya, servernya satu untuk satu siswa, namun sejak adanya wabah yang mengharuskan kami tidak melakukan pengumpulan siswa dalam satu tempat, server tersebut tidak dapat digunakan,” ujarnya.
Suriyadin meminta agar orang tua siswa tidak khawatir dengan hasil ujian anak mereka, asalkan anak tersebut telah mengikuti ujian meski hanya menjawab lima soal lalu jaringan terputus. Jawaban tersebut tetap akan tercatat dan akan menjadi indikator penilaian sebagai penentu kelulusan.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) Konawe ini yakin bahwa semua siswa yang mengikuti ujian akan lulus, sebab indikator penilaian dilakukan oleh satuan pendidikan yang ada di masing-masing sekolah. (B)